Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Siapa Menolak PPKM Level-3 ?! Pasti Ada Pihak Ke-3

22 November 2021   20:24 Diperbarui: 22 November 2021   20:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari informasi yang beredar ini saja sudah diketahui bahwa ada isu penolakan untuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) untuk level-3 disinyalir ada makeusud untuk menaikkan kembali kasus lonjakan covid-19 agar rakyat semakin jera dan benar-benar kembali putus asa dalam mengatasi krisis covid-19 ini,

Jelas bahwa ini adalah upaya untuk menghancurkan negara jika ppkm level-3 tidak jalankan dengan baik, maka potensi angka kasus covid-19 akan berbalik menjadi kasus covid-kapok-level-1000 kali,

Sudah jelas penerapan ini dilakukan untuk melindungi rakyat, kok malah cari masalah untuk mentiadakan atau menolak ppkm level-3, mungkin ora yang menolak itu bermakeusud untuk agar dinaikkan ppkm-kapok-level-1000,

Jelas itu ora nggak waras yang menolak ppkm level-3, mengapa? Mungkin sudah kagak tahan mau berkikkuk di pulau OSCAR,

Bahaya sekali ini ora, sepertinya harus di masukkan ke dalam tabung covid-19 agar dapat juga merasakan gimana sih terjangkit covid-19 ini?, apakah enak?, atau malah tambah menjadi edan dan tak kapok-kapok dengan penderitaan yang di alami oleh rakyat pada masa sekarang ini,

Isu rezim lama ini masih pulak kau gunakan di masa yang sudah canggih sekarang ini!! Apakah tak kau lihat penderitaan rakyat yang semakin hari semakin terpuruk?, jangan mentang-mentang kau sudah banyak uang korupsi dari bapak kau yang telah mati, lalu kau gunakan harta benda bapak kau itu dijalan yang tidak benar, memang dasar anak durhaka dan terkutuk,

Sebelum kau menolak hal yang sudah diputuskan untuk melindungi rakyat dari terjangkitnya bertambah lonjakan covid-19, seharusnya kau lihat dulu gimana kondisi rakyat sekarang, jangan pulak kau tolak untuk kebaikan bagi perlindungan dan keamanan rakyat,

Belum lagi di luar negeri, covid-19 sampai dengan hari ini masih terus bertambah apalagi di eropah bagian barat, penambahan itu terjadi karena banyak dari ora yang menolak untuk menjalani ppkm level-3 di masa sekarang ini, apalagi ini menyambut tahun baru, semakin gila ora mau berkerumun dengan covid-19 lagi,

Bagi ora yang menolak ppkm covid-19 itu, jelas ora tersebut tak ingin melihat rakyatnya sehat, ora ini memiliki kelainan jiwa untuk lebih senang melihat rakyat menderita, seperti masa rezim tempoe doeloe yang rakyat pada masa itu haus mengantri untuk beli minyak, beras, dan lain-lain, ora yang menolak ppkm level-3 ini sangat jelas terlihat seperti antek komunis melebihi dari teroris, mengapa demikian?

Teroris membunuh dengan prosesional, sedangkan komunis membunuh dengan keji ala partai komunis, dan hal ini masih saja tampak seperti itu, tak bergeser sesikitpun seperti melebihi dari ketua Aidit PKI,

Untung pun datang ketika menolak ppkm level-3 ini, mengapa demikian?, karena semakin lama hilang covid-19, semakin baguslah bagi yang berkepentingan licik dan picik, oh Tuhan mengap tidak kau matikan saja ora seperti itu, sudah lama rakyat berdo'a agar ora-ora yang selalu menjajah rakyat dari zaman doeloe sampai dengan sekarang diberikan umur pendek, agar tidak ada lagi generasi seperti itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun