Dari informasi yang beredar ini saja sudah diketahui bahwa ada isu penolakan untuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) untuk level-3 disinyalir ada makeusud untuk menaikkan kembali kasus lonjakan covid-19 agar rakyat semakin jera dan benar-benar kembali putus asa dalam mengatasi krisis covid-19 ini,
Jelas bahwa ini adalah upaya untuk menghancurkan negara jika ppkm level-3 tidak jalankan dengan baik, maka potensi angka kasus covid-19 akan berbalik menjadi kasus covid-kapok-level-1000 kali,
Sudah jelas penerapan ini dilakukan untuk melindungi rakyat, kok malah cari masalah untuk mentiadakan atau menolak ppkm level-3, mungkin ora yang menolak itu bermakeusud untuk agar dinaikkan ppkm-kapok-level-1000,
Jelas itu ora nggak waras yang menolak ppkm level-3, mengapa? Mungkin sudah kagak tahan mau berkikkuk di pulau OSCAR,
Bahaya sekali ini ora, sepertinya harus di masukkan ke dalam tabung covid-19 agar dapat juga merasakan gimana sih terjangkit covid-19 ini?, apakah enak?, atau malah tambah menjadi edan dan tak kapok-kapok dengan penderitaan yang di alami oleh rakyat pada masa sekarang ini,
Isu rezim lama ini masih pulak kau gunakan di masa yang sudah canggih sekarang ini!! Apakah tak kau lihat penderitaan rakyat yang semakin hari semakin terpuruk?, jangan mentang-mentang kau sudah banyak uang korupsi dari bapak kau yang telah mati, lalu kau gunakan harta benda bapak kau itu dijalan yang tidak benar, memang dasar anak durhaka dan terkutuk,
Sebelum kau menolak hal yang sudah diputuskan untuk melindungi rakyat dari terjangkitnya bertambah lonjakan covid-19, seharusnya kau lihat dulu gimana kondisi rakyat sekarang, jangan pulak kau tolak untuk kebaikan bagi perlindungan dan keamanan rakyat,
Belum lagi di luar negeri, covid-19 sampai dengan hari ini masih terus bertambah apalagi di eropah bagian barat, penambahan itu terjadi karena banyak dari ora yang menolak untuk menjalani ppkm level-3 di masa sekarang ini, apalagi ini menyambut tahun baru, semakin gila ora mau berkerumun dengan covid-19 lagi,
Bagi ora yang menolak ppkm covid-19 itu, jelas ora tersebut tak ingin melihat rakyatnya sehat, ora ini memiliki kelainan jiwa untuk lebih senang melihat rakyat menderita, seperti masa rezim tempoe doeloe yang rakyat pada masa itu haus mengantri untuk beli minyak, beras, dan lain-lain, ora yang menolak ppkm level-3 ini sangat jelas terlihat seperti antek komunis melebihi dari teroris, mengapa demikian?
Teroris membunuh dengan prosesional, sedangkan komunis membunuh dengan keji ala partai komunis, dan hal ini masih saja tampak seperti itu, tak bergeser sesikitpun seperti melebihi dari ketua Aidit PKI,
Untung pun datang ketika menolak ppkm level-3 ini, mengapa demikian?, karena semakin lama hilang covid-19, semakin baguslah bagi yang berkepentingan licik dan picik, oh Tuhan mengap tidak kau matikan saja ora seperti itu, sudah lama rakyat berdo'a agar ora-ora yang selalu menjajah rakyat dari zaman doeloe sampai dengan sekarang diberikan umur pendek, agar tidak ada lagi generasi seperti itu!
Jelas sekali itu, jelas sekali itu ora yang menolak ppkm level-3 tersebut mau menjatuhkan Tanah Air Indonesia kejurang yang lebih dalam yaitu terpuruknya ekonomi melebihi dari masa nasakom dan masa krisis moneter yang melanda Indonesia,Â
Maka dsri itu jadi kalau sudah tidak terkendali ora ini bermakeusud untuk mengambil alih kewenangan dalam Republik Indonesia, apakah itu pangkat, jabatan, harta, tahta, atau wanita ora?!, semua itu tergantung pada kata Bang Napi "Kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat, tapi ada pulak kesempatan" dan itu jelas sekali telak kenak hugh kiri dan tapak duablas pas!!
Sudah bagus Indonesia menjadi tuan rumah di KTT G20, kok malah ditiadakan atau menolak ppkm level-3, inikan namanya pembumihanguskan negara Republik Indonesia melebihi dari teror-teror teroris, dan sepertinya ini ora yang menolak ppkm-level-3 termasuk salah satu otak pelaku teror yang terjadi di Indonesia, jelas itu jika diberitahukan oleh publik!
Lebih baik kau lakukan sajalah tugas kau itu sebagai pelayan masyarakat, jangan pulak kau menolak ppkm level-3 yang telah jelas jauh-jauh sebelumnya di sepakati, malah itu juga sudah melibatkan para ahli koordinasi menteri menteri terkait, kecuali jika mau kursi menteri seharusnya kau bilang saja mau!, jangan pulak kau bilang tidak mau dan menolak ppkm level-3 yang telah di rapatkan di rapat terbatas evaluasi ppkm bersama para menteri di istana merdeka,
Cepat-cepat sajalah kau kerja suntik di bahu atau di pantat itu vaksinasi covid-19 kepada masyarakat yang belum tervaksin, agar target yang telah disampaikan berjalan dengan sebagaimana mestinya relevankah atau npenggak relevankah! Terserah kau kerjakan gimana baiknya,
Ppkm yang berlaku mulai dsri 24 desember sampai dengan 2 januari 2021, sungguh sangat tepat sasaran, karena pada masa itulah banyak ora yang membawa virus covid-19 ini dari wilayah terjangkit menuju wilayah yang belum terjangkit, dan hal ini sungguh berbahaya sekali, bisa-bisa pada mati semua anak ora, gara-gara menolak ppkm level-3 akhirnya rumah sakit dan instansi kesehatan pada sibuk dan repot melayani kenaikan covid-19 yang secara tiba-tiba tak terkendali, dan akhirnya apa yang terjadi?
Huru-hara lagi, dan ini sungguh kejadian yang tepat pada saat genting ada yang menggunting dalam lipatan, tak terlihat tapi sudah putus dari bagian dalam tak terlihat dan ini bisa saja ad kaitannya dengan namanya yang memakai motto "saatnya main halus" weleh-weleh, angguk angguk antok antok bertertawa ria dibalik itu ada sudah terselip musibah,
Tak habis-habis masalah penyakit covid-19, malah kau bikin bikin ulah lagi setiap keputusan sudah jelas berbunyi palu di ketok level 3, malah membikin otak bersyaraf melayani strategi perang otak dangkal, ketika hilang otak baru hilang masalah itu solusinya, agar tak ada lagi yang berotak gendeng ora gila!
22-11-2021. Penulis. Junirullah
