Dalam hal ini kompasianer yang memiliki ilmu geologi pasti sudah tahu dan tentunya dapat membedakan bebatuan bebatuan yang berasal dari bumi dan dari langit, dan itu tidak sudah pengetahuan dasar,
Penemuan batu ini berawal dari pinik hari ini ke tengah hutan belantara di sulawesi tenggara, dalam perjalanan awal pertama sekali yang saya lihat itu adalah keindahan alamnya, dengan kicauan burung yang merdu, suara desir desir dedaunan di tengah hutan, dan suara riak air yang menjadi fresh sekejab dalam menikmati alam liar,
Tak terasa pinikpun hampir dipenghujung jalan karena sudah siang jam 12.05WITA, perbekalan kopi yang dibawa bersama sigaretpun sudah mulai abis, dan perutpun sudah mulai bunyi kriuk kriuk tandanya lapar,
Kemudian akupun beranjak pulang dengan sebotol minuman air putih dan sebotol kopi abis pula, yang menyisakan air putih setengah botol, lalu aku bersegera pulang kembali kerumah,
Sesampai ditengah perjalanan pulang, tiba-tiba aku melihat sebuah batu yang unik ini, karena lain dari pada yang lain,Â
terus kulihat kiri kanan, dan sambil melihat area batu yang kutemukan ini seperi membentuk kawah lebar berjarak berkisar 3 x 5 meter,Â
lalu kulihat disampingnya itu ada pohon kayu tumbang dan kawah yang terbentuk itu seperti bah apa apa ini,Â
tak karuan bertebaran seperti ada sesuatu yang menghancurkannya alias berserakan seperti ada jatuh beban berat,Â
sehingga tempat disekitar batu yang saya temukan itu hancoer leboer dengan jepratan disekilingnya itu memang seperti meluap atau bembal tanah pasir dan batu batu lainnya terpencar hingga terbentuk kawah,
Tampak batu meteorit ini berbentuk segitiga dan di sisi sisinya itu ada lubang lubang bulat seperti bulatan kelereng, disinyalir karena panas gesekan atmosfir ketika jatuh batu meteorit ini meletup letup dengan gesekan panas,