Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Aku Membungkam Bukan Berarti Diam akan Tetapi Mulut Terlakban!!

27 Agustus 2021   19:59 Diperbarui: 27 Agustus 2021   20:41 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Jepret1 by. Junirullah

Bahasa penulis hanya mampu di maknai oleh orang-orang tertentu, dan mungkin itu semua bukan penulisan biasa, salah satunya dalam karya penulisan baru-baru ini yang telah penulis publikasikan dengan judul;

"Wahai Kaum Israel Sudahi Perangi Palestina"

setelah itu apa yang terjadi?, adakah itu kebetulan?, jawabannya bahwa; kenyataannya itu adalah Kehendak-Nya, dan bukan kehendak manusia atau dari pihak macam-macam karya penulis, walaupun karya itu sudah dibaca oleh ribuan orang pengikutnya. 

Maka sebelum mematikan karakter, hal yang perlu wajib dipahami oleh calon genre regenerasi pengikut-pengikut sufi adalah kata kuncinya adalah maknai kalimat arti dari  "MATIKAN DULU NAFSUMU SEBELUM MAHA BERKUASA MEMATIKANMU" kata siapa?, kata AKU (TUHAN). 

Jadi "TUHAN LEBIH MURKA BILA ADA TUHAN DALAM DIRI TUHAN" pernyataan hal ini tersebut bagi kaum musyrikin.

Perkataan dan berkata apa saja semua orang juga bisa berkata-kata, tapi apa kata itu juga mendapat pengaruh besar bagi orang orang yang mendengar atau membacanya?!

Tak berani bukan berarti tak lantang berkata, hanya saja menghormati apa-apa saja yang telah diperbuat untuk dapat dipertanggungjawabkan.

Kasihan rakyat dari Aceh sampai Meurauke, kalau hanya cuma dapat uang recehan dari belanjaan tenaga kerja asing (TKA) sebagai pekerja diseputaran galiansir industri pabrik tambang itu buat apa?, sementara amdal untuk menjaga lingkungan hidup masih diabaikan!!

Dokpri. Jepret2 by. Junirullah
Dokpri. Jepret2 by. Junirullah

Apakah ini juga disebut perputaran roda ekonomi masyarakat?, atau juga sebagai pendapatan aset daerah?, dengan nyata dapat ditegaskan bahwa itu jawaban ada dipihak siapa dan anda berpihak dimana?!

Dokpri. Jepret3 by. Junirullah
Dokpri. Jepret3 by. Junirullah

Dalam hal ini bagaimana menurut pandangan realita para Kompasianer?!

Seperti judul karya ini;

"Aku Membungkam Bukan Berarti Diam Akan Tetapi Mulut Terlakban!!"

Dokpri. Jepret4 by. Junirullah
Dokpri. Jepret4 by. Junirullah

makna apa yang tersirat dalam bahasa tersebut, dan bagaimana menyikapinya?, apa solusinya?, ada nggak yang punya rante babi?, atau mungkin ada yang memuja iblis/setan, atau ada nggak yang kebal hukum?, atau kemungkinan semua para Kompasianer telah melewati hal-hal yang sedemikian rupa, sehingga juga terbungkam selama 100tahun?!

"ADAKAH JURU PENYELAMAT YANG AKAN DATANG?"

Penulis hanya bisa menulis yang mungkin menurut para Kompasianer; ini pasti baper, tidak ada jelas tentang apa, siapa, mengapa, dimana, kenapa, dan bagaimana, dalam konsep dasar 5W1H nya untuk apa?!, 

seperti halnya pernah aBang-None Kompasianer bilang, bahwa sebelum menulis karya tulisan itu, alangkah baiknya tulisan itu di corat-coret dulu di atas kertas, 

sehingga dengan meluapkan imaji olah fikir yang negatif dapat tertuang dalam kertas yang telah ditulis. Kemudian setelah semuanya selesai aBang-None memberikan tips untuk sejenak beryoga seperti bertapa, dan setelah itu baru menulis berfokus pada topik judul pembahasan, apa pembelajarannya betul seperti demikian?!

"Jangan ada anggapan menulis itu gampang, karena bagi penulis; menulis itu proses nyata dan bukan duduk santai di kantoran sambil terima info dari buruh lapangan atau duduk enjoy di warung kopi terus becanda dan tertawa ria terbahak-bahak hingga tertarik urat perut, terus..?"

Dokpri. Jepret5 by. Junirullah
Dokpri. Jepret5 by. Junirullah

namun yang jelas di fakta-fakta yang di informasikan semua media baik itu laporan langsung dari sumber TKP maupun dari aBang-aBang para Senior itu juga jelas yang berlaku itu cerita kenyataan dilapangan

Dalam fakta merewin atau memutar ulang tentang kumpulan hal peristiwa dan kejadian yang di alami profesi pewarta, peliput, wartawan, aktivis, yang kritis itu di anggap ancaman bagi objek yang akan di beritakan dan sampai sekarang ini masih menjadi dilema bagi penggiat profesi intertaimen di Indonesia.

kalau dalam proses membuat kue; tepung mengaduk telor di tambah air, gula, garam, terus ditambah merica, dan kacang, kemudian rajang bawang merah dan bawang putih serta penambahan cabe rawitan, kemudian di kukus, dan goreng kembali gimana? apa yang terfikir?, rasa apa itu kue?, enak kagak kalau di kunyah?, atau langsung di telan begitu saja, tanpa meminum air terlebih dahulu?!

Apakah proses kerja profesi pembuat kue, sama dengan halnya para profesi tersebut diatas?, jelas tidak sama dalam kata objeknya, namun sama dalam kata prosesnya, yaitu "proses", jadi benar toh, semua profesi pasti ada prosesnya.

Maka dari hal itu tersebut semua diatas harus ada orang yang saling empati sesama profesi terutama dan utama itu pemerhati akar rumput, setidaknya adalah apresiasi padangan sebelah mata untuk melihat perjuangan mereka,

Dan jangan menghilangkan cerita kenyataannya dengan menindih cerita yang berlaku syaraf seperti menapak hidup di zaman batu, kemudian hilang hanya bertuliskan ukiran nama batu nisan dan hanya memajang corak rangkaian papan dalam nama bunga di zaman milenial sekarang ini.

27-08-2021. Penulis. Junirullah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun