Dalam hal ini bagaimana menurut pandangan realita para Kompasianer?!
Seperti judul karya ini;
"Aku Membungkam Bukan Berarti Diam Akan Tetapi Mulut Terlakban!!"
makna apa yang tersirat dalam bahasa tersebut, dan bagaimana menyikapinya?, apa solusinya?, ada nggak yang punya rante babi?, atau mungkin ada yang memuja iblis/setan, atau ada nggak yang kebal hukum?, atau kemungkinan semua para Kompasianer telah melewati hal-hal yang sedemikian rupa, sehingga juga terbungkam selama 100tahun?!
"ADAKAH JURU PENYELAMAT YANG AKAN DATANG?"
Penulis hanya bisa menulis yang mungkin menurut para Kompasianer; ini pasti baper, tidak ada jelas tentang apa, siapa, mengapa, dimana, kenapa, dan bagaimana, dalam konsep dasar 5W1H nya untuk apa?!,Â
seperti halnya pernah aBang-None Kompasianer bilang, bahwa sebelum menulis karya tulisan itu, alangkah baiknya tulisan itu di corat-coret dulu di atas kertas,Â
sehingga dengan meluapkan imaji olah fikir yang negatif dapat tertuang dalam kertas yang telah ditulis. Kemudian setelah semuanya selesai aBang-None memberikan tips untuk sejenak beryoga seperti bertapa, dan setelah itu baru menulis berfokus pada topik judul pembahasan, apa pembelajarannya betul seperti demikian?!
"Jangan ada anggapan menulis itu gampang, karena bagi penulis; menulis itu proses nyata dan bukan duduk santai di kantoran sambil terima info dari buruh lapangan atau duduk enjoy di warung kopi terus becanda dan tertawa ria terbahak-bahak hingga tertarik urat perut, terus..?"