Bersyukur Alhamdulillah, hari ini kita diberi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa karena bisa bertemu lagi untuk membahas topik miliknya Abang Kompasianer yang bertema "Selamat Datang Baliho-baliho Politisi!"
Perlu dicatat bahwa meski pembahasannya seperti ngawur dan ngelantur, agap saja ini tulisan anakdot, jika dotnya ditarik maka anakpun menangis.., :D
Karena dalam penulisan topik juga ada karya sajak, ibarat seperti pepatah
"Teungoh tapeu loet lheuk, jikah ka tiek mi" artinyaÂ
"Sedang nyabung perkutut, tiba-tiba ditengah atena perkutut itu, dimasukin kucing?!" :D
makanya penulisan itu banyak bentuknya seperti menulis anekdot, atau juga bisa dengan bunyi-bunyian seperti:Â
"tak.. tak ..tak... tik.. tik.. tik.. tok.. tok.. tok.."Â
pernah dengarkan bunyi seperti itu, yang ahli pasti tahu itu bunyi apa?!,Â
Dan pastinya sudah tau jugakan apa sebenarnya dibuat tik tok itu?,Â
tanpa menggunakan dan menghilangkan kata "tak.. tak.. tak...?!"
Mmm, ngopi dan ngudut doeloe.. lanjut ini dulu.. sabar..;
cuma bagi saya sendiri nih.. aBang Kompasianer ?,Â
Apalagi kalau bicara politik, saya kalau bicarakan yang sudah bertema agak masuk keranah politik, saya banyak menggunakan bahasa anekdot saja,Â
Tujuan agar bisa berimbang dengan anggapan, tanggapan, dan juga respon pembaca walaupun 70% menganggap Akh tulisan apa ini?!.. :D ..Â
dan tentunya bagi saya itu bagaimana sipembaca itu bisa paham dan mengerti tentang apresiasi dan ekspresi penulisan yang dihadapkan pada media publikasi,Â
Karena menurut pengalaman saya dilapangan banyak wartawan terluka dan bahkan mati karena menyampaikan berita yang riil, tanpa peduli prinsip-prinsip yakni ranah prinsipil objek yang di ekspos,Â
padahal itu caranya mudah agar tidak terjadi konflik intern, tinggal editor saja sebahagian laporan pewarta yang memberatkan objek yang di ekspos itu untuk tujuan jika yang di inginkan itu informasi atau beritanya itu berimbang,Â
Sehingga objek itu tidak mengambil keputusan dengan amarah menggunakan berbagai macam jenis cara, yaitu agar yang mengeksposnya itu biar kapok, minimal setengah mati, atau maksimalnya mati. (sumber kejadian, 1990/sampai sekarang -dari Aceh sampai Sulawesi), kalau Papua atau Meurauke nanti dulu, tunggu aba-aba.., :D
Contoh dekat, seperti saya yang bertugas sebagai wartawan media berita Inisumut di kota kendari, dan itu pernah saya alami sendiri bahwa "istri saya saja bisa dibully melalui whatsapps oleh orang tidak dikenal (otk) atau bisa saya berkata itu juga termasuk teror menuju pra teroris;
to the of record dialognya kata otk;
Pihak korban hanya bisa elus dada dan memaafkannya, sambil berkata; "Mengapa OTK ini seperti itu?, mengapa dirimu OTK yang bersajana berilmu tinggi dan berpolitik itu tidak sportif dengan akar rumput, mengendap diam-diam tapi membunuh karakter bangsa mu sendiri" (katanya Pihak Korban)
nah.. apalagi saya ekspos yang memang ranahnya objek itu sudah lama merasa nyaman dan tentram dengan koloni-koloni lamanya alias satu mimbar berjamaah,Â
siapa yang mau lawan orang-orang munafik?!,Â
Jadi sebelum terjadi memang sudah terjawab dalam semua karya dibawah ini:
================
Dua Sisi
Â
Aku letakkan tangan dipantat ku..
dan
Aku letakkan otak
di kaki ku..
Â
Dua Sisi
sama, beda,
apa ?!.
apa ?!..
apa ?!...
Â
Karya : Junirullah -- 25-11-2012
================
Benteng Munafik
Â
Kaum-kaum
munafik telah
masuk dan menyebar
ke dalam darah daging
Budaya Bangsa ku.. serta
Kaum-kaum ku,
Â
Hukum, pribadi, & bumi
milik Tuhan kami jangan
dijadikan pondasi untuk
membangun Benteng Munafik,
Â
wahai kaum-kaum
munafik.. Bekal apa
yang kalian bawa
setelah mati ?..
Â
Karya : Junirullah -- 27-11-2012
=================
Syair Munafik
Tulisan yang ku buat
diatas kertas putih
dengan tinta hitam ini
adalah kata-kata munafik
yang kumuntahkan
dari mulut ku..
Â
Otak dan mata hatiku
berkata "Aku muak dengan kemunafikan"
kata-kata, janji-janji dan kepercayaan
yang ku lontarkan dan kulemparkan
dihadapan publik adalah bisa ular
yang meracuni pengikut-pengikut ku..
Â
Etika ilmu dunia
telah menjerumuskan ku ke jalan munafik
aku terantai dengan kemunafikan di sekeliling ku
andai belenggu rantai ini dapat ku lepaskan
jelas-jelas aku berkata kepada dunia
"Sekarang ini.. kalian berdiri di depan
orang-orang munafik"
Â
Aku sadar dan waras
bahwa munafik itu dosa besar..
tapi mengapa aku masih munafik ?
otak dan mata hatiku menjawab
"Aku muak dengan kemunafikan"
karena etika ilmu dunia
yang aku timba disini dan disana kelak
menjadikan aku sebagai orang munafik
Â
Aku dan Bangsa-bangsa ku lahir di dalam hatiku
tetapi aku dan bangsa-bangsa ku tumbuh dan mati
ditangan orang-orang yang memiliki etika ilmu dunia munafik
dan aku berkata sekali lagi..
"Aku muak dengan kemunafikan"
Â
Karya : Junirullah -- 28-11-2012
==================
itulah yang pernah saya sebut juga di media KASKUS yaitu "DIGIGIT ULAR BERKEPALA DUA" padahal oknum itu sudah jelas-jelas bekerja atas perintah dibawah pimpinan orang nomor satu di Indonesia yaitu Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo.Â
"Toh, nyatanya dibelakang lain  omongan dan juga lain perayaan nih satu orang?!"
=================
Generasi-Generasi Tabungan
Generasi-generasi tabungan
dimasa moderen sekarang
telah lahir dan tumbuh besar
di Eropah.. dan Asia..
Â
Generasi-generasi tabungan
yang berusia anak-anak,
remaja, sampai dengan dewasa
dibekali berbagai bidang ilmu
Â
Generasi-generasi tabungan
yang berasal dari gen-gen
atau DNA-dna jenius dan pintar
dipadukan satu menjadi misi kejahatan
Â
Wahai Generasi-generasi tabungan
ingatlah perkataan ku yang hina ini
setelah Gen atau DNA dikumpulkan
dan di ambil di seluruh wilayah bagian & belahan
Dunia.. maka dibuat menjadi stok alat-alat vital
bagi anak-anak manusia baik dan buruk itu adanya..
Â
Hal ini telah terjadi karena obsesi melawan Tuhan
dan.. hanya menunggu, satu yaitu kiamat, dua
keluar surat izin produksi Gen atau DNA Generasi-generasi tabungan
untuk menutupi kebutuhan Hak Asasi Manusia Kanibal.
Â
Karya : Junirullah -- 29-11-2012
====================
Obsesi, Cerita, dan Impian Kita
Kita..
Hari ini kita berdiri
dan duduk disini untuk
mendengar cerita atau dongeng
semata Nazam, dan juga berita
seperti mendengarkan suara pukulan bak
lonceng Cakra Donya.. yang seakan-
akan bunyinya menggema keseluruh
pelosok wilayah Nusantara bahkan dunia..
Â
Kita..
Taukah kita.. tentang kita..
padahal kita yang berhadir dan berkumpul
disini, pada hari ini, juga detik ini..
telah dijadikan wayang-wayangan,
dengan cara membuat kontes lomba
suara kicauan burung raksasa
yang tidak berdosa, agar terdengar sangat
indah dan merdu di hadapan publik
walaupun kaki dan sayap tangannya dipaksa
oleh majikannya untuk mencakar, menginjak
dan memukul kepala kita sampai terluka,
berdarah, mampus dan mati..
majikan tidak peduli.
Â
Kita..
Mengapa kita.. dan kenapa harus kita..
karena Bangsa kita masih banyak yang bodoh,
dan kebodohan kitalah.. justru yang membuat
kita lambat untuk maju kedepan demi-
Bangsa kita.. coba lihat dan rasakan
wahai Bangsaku.. sumber daya alam yang
di berikan Tuhan untuk kita sangat-sangatlah
luar biasa melimpah ruah di tanah bumi
Bangsaku, tetapi mengapa Bangsaku
sampai hari ini masih menjadi budak,
hanya untuk sebuah majikan yang
jelas-jelas kejiwaan mereka itu terlihat
sedang terganggu, dan itu adalah fakta dari
realita yang sulit untuk mereka
hilangkan dari khayalan, karena sebab dan
akibat telah bersemayam didalam kesesatan
pikiran dan hati para majikan yang kotor,
walaupun kebaikan mereka memberikan pakan
piaraannya, itu dilakukan demi melanjutkan
kontes lomba kicauan burung raksasa yang
tidak berdosa itu dipaksa sehingga bunyi
suara kicauannya yang indah terdengar
sangat merdu ditelinga,,
sudah tentu hal itu menjadi
modal usaha yang dapat
membuka peluang & kesempatan
untuk mengambil keuntungan
bagi obsesi majikan dalam
misi kesesatan yang memberitakan perubahan.
Â
Kita..
Kaumku dan Bangsaku..
bangkitlah untuk maju
demi masa depan anak dan
cucu kita..
agar kelak keturunan Bangsa
Kita tidak punah oleh kebodohan,
karena kesesatan, hati & pikiran
berawal dari kebodohan kita sendiri
dan ingatlah.. wahai Bangsaku..
bebaskanlah burung raksasa yang
tidak berdosa itu dari obsesi majikan
yang merugi, sehingga suaranya
dapat berkicau indah tentang
kebenaran alam dan tempat
seharusnya dia berada..
sehingga kelak cita-cita
anak-anak dan cucu-cucu kita
dapat meraih masa depan yang
terang demi kemauan dan tekat
yang bulat dalam menempuh
perjalanan untuk dapat menginjakkan
kakinya ke planet
Bulan dan bintang agar
menjadi orang yang
lebih bijak.
Â
Karya : Junirullah -- 31-11-2012
===================
Penyakit Lama
Penyakit lama tak bisa kau buang
sebab besarang dalam jiwamu
fakta dan karma tak kau rasakan
malah kau tambah adakan pesta
Penyakit lama masih bersarang
mengikuti arah jejak langkah mu
tekad hatimu mendaki bukit
lelah dan letih lalu kau minum
Penyakit lama masih melilitmu
menekan jiwa lemah mentalmu
dibalik wajah membayang salah
tampakkan benar penyakit lama..
28/09/2013 ; Junirullah
=====================
Begitu juga dengan Kompasiana, apalagi ini ranahnya aBang Kompasianer, jadi kita harus patuh, taat, dan tunduk pada TOS-nya yang aBang telah buat itu. "Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung!"
Jika tidak mau ikuti TOS-nya aBang itu, maka siap-siap sajalah akun kita ini dibekukan atau dikeluarkan tanpa pemberitahuan sama sekali kepada pengguna kompasiana,Â
meskipun itu kemaren sudah kenak teguran, dan itu amat sangat berguna bagi saya, agar saya lebih profesional lagi dalam menulis.. Kan begitu Bang Kompasianer?
Nah.. sekarang, kita lanjutin ulasan topik aBang Kompasianer;
aBang Kompasianer bertanya?, "Tiap melihat baliho lihat wajah pejabat yang tersenyum lebar, tangan mengepal, dan diikuti dengan jargon-jargon, apa respons kamu?"
Jawabannya itu sih mudah itu Bang Kompasianer..;
Menurut konfirmasi si vulan bin si vulen binti si vulon, mengatakan bahwaÂ
"hubungan masyarakat untuk menyampaikan layanan dalam masyarakat agar dapat dibaca sambil menyetir atau berkendara :D ,Â
karena itulah gunanya baliho dipasang dipinggir jalan raya .. :D ?!, meski lalu lintas padat,Â
kan itu hak masyarakat mau baca atau tidak membaca, toh ini sudah ada cap legalisasinya surat keterangan pajak dan surat keramaian! :D
Manfaatnya;
1. Untuk media publikasi di tempat keramaian masyarakat kaum yang mendukungku.. :D , terus
2. Menyampaikan visi misi partai penyandang kemenangan atau penyandang disabilitas?! :D , baik itu acara resmi atau acara tertentu moment hari-hari HA, memang cocok sih untuk damai-damai temanya mari kita sukseskan pemasangan balihoku ini :D
3. Menumbuhkan isu akulah, aku juga, hei.. ini aku.. kamu siapa?, ini aku :D
Walaupun jargon serupa antara satu dengan yang lain, pose foto juga sama, desain juga ala kadar, dan font/huruf tulisan pun kurang lebih sama.. :DÂ
"yang penting sing ora bodo wae.. nengkene muka awak pokok e terpasang, "awas lho kalau nggak mau memeriahkan atau nggak dukung aku, ku stop itu bantuan apalagi ini moment 17 Agustus 2021.. makanya nurut aja ko :D
Visual seperti ini tidak relevan karena mubajir, contoh di seluruh instansi sudah ada website resmi, kok malah nambah promosi lagi, kan begitu Bang?, soalnya dah ada banyak media digital sekarang ini, fb, twitt, yt, dll. Hal ini tidak sesuai dengan selera konstituen dewasa ini!
Kalau mendapatkan informasi, anak-anak zaman milenial sekarang sudah banyak mencari informasi di internet.
Manfaat dari baliho tersebut?, menurut survey dilapangan tidak bermanfaat, karena banyak kejadian kecelakaan akibat pemasangan ditepi ruas jalan yang padat lalu lintas, lalu baliho tersebut jika ada angin jatuh alias tumbang. Contoh seperti gambaran ini diujung dalam foto kejauhan disana ada tiga baliho tumbang patah akibat ditiup angin;
Menurut saya?, buatlah media publikasi layanan masyarakat itu yang ramah lingkungan, jauh dari jangkauan lalu lintas, untuk menghindari kecelakaan pengemudi atau pengendara motor yang sedang melintas di jalan raya. Contoh sebagian kecil dengan membuat banner digital dibawah ini;
Nah, untuk saya dan para Kompasianer lainnya, sudah siap-siap memasuki periode serbuan baliho? Apalagi momen bulan ini masuk dalam rangka menyambut 17 Agustus 2021. Rayakan Merdekamu!
Pejabat menggunakan baliho untuk memperkenalkan diri dikhalayak publik bahwa peduli terhadap lingkungan sosial masyarakat, dengan amatan penglihatan siapa?, ya pastinya masyarakat yang dianggap gaptek.. :D
Suit-suit, serasa seperti panggung sandiwara.. :D hehe.. bisa ajah aBang Kompasianer ini, keren dan mantap, pertanyaan yang bagus dan di incar oleh calon pejabat, jawabannya adalah,
jika saya pejabat, caranya mudah mendongkrak popularitas agar tidak dianggap kuno dan usang adalah?, menggunakan jasa layanan SEO yang berfungsi mendongkrak popularitas daerah melalui platform-platform digital. Terserah mau pilih yang berbayar ataupun gratis, yang penting popularitas itu mampu mendongkrak visi misi pada masing-masing kantor.
Terima kasih aBang Kompasianer yang telah memberikan topik layanan terbaiknya di Komunitas KOMPASIANA Beyond Blogging.
13-08-2021. Penulis. Junirullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H