Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Baliho untuk Pajang Foto Numpang Nampang Tampil Nama Doang!

13 Agustus 2021   20:03 Diperbarui: 13 Agustus 2021   20:09 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Foto oleh . bY.  Hamliana,. SE, dengan menggunakan platform gratis/berbayar!

Bersyukur Alhamdulillah, hari ini kita diberi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa karena bisa bertemu lagi untuk membahas topik miliknya Abang Kompasianer yang bertema "Selamat Datang Baliho-baliho Politisi!"

Perlu dicatat bahwa meski pembahasannya seperti ngawur dan ngelantur, agap saja ini tulisan anakdot, jika dotnya ditarik maka anakpun menangis.., :D

Karena dalam penulisan topik juga ada karya sajak, ibarat seperti pepatah

"Teungoh tapeu loet lheuk, jikah ka tiek mi" artinya 

"Sedang nyabung perkutut, tiba-tiba ditengah atena perkutut itu, dimasukin kucing?!" :D

makanya penulisan itu banyak bentuknya seperti menulis anekdot, atau juga bisa dengan bunyi-bunyian seperti: 

"tak.. tak ..tak... tik.. tik.. tik.. tok.. tok.. tok.." 

pernah dengarkan bunyi seperti itu, yang ahli pasti tahu itu bunyi apa?!, 

Dan pastinya sudah tau jugakan apa sebenarnya dibuat tik tok itu?, 

tanpa menggunakan dan menghilangkan kata "tak.. tak.. tak...?!"

Mmm, ngopi dan ngudut doeloe.. lanjut ini dulu.. sabar..;

cuma bagi saya sendiri nih.. aBang Kompasianer ?, 

Apalagi kalau bicara politik, saya kalau bicarakan yang sudah bertema agak masuk keranah politik, saya banyak menggunakan bahasa anekdot saja, 

Tujuan agar bisa berimbang dengan anggapan, tanggapan, dan juga respon pembaca walaupun 70% menganggap Akh tulisan apa ini?!.. :D .. 

dan tentunya bagi saya itu bagaimana sipembaca itu bisa paham dan mengerti tentang apresiasi dan ekspresi penulisan yang dihadapkan pada media publikasi, 

Karena menurut pengalaman saya dilapangan banyak wartawan terluka dan bahkan mati karena menyampaikan berita yang riil, tanpa peduli prinsip-prinsip yakni ranah prinsipil objek yang di ekspos, 

padahal itu caranya mudah agar tidak terjadi konflik intern, tinggal editor saja sebahagian laporan pewarta yang memberatkan objek yang di ekspos itu untuk tujuan jika yang di inginkan itu informasi atau beritanya itu berimbang, 

Sehingga objek itu tidak mengambil keputusan dengan amarah menggunakan berbagai macam jenis cara, yaitu agar yang mengeksposnya itu biar kapok, minimal setengah mati, atau maksimalnya mati. (sumber kejadian, 1990/sampai sekarang -dari Aceh sampai Sulawesi), kalau Papua atau Meurauke nanti dulu, tunggu aba-aba.., :D

Contoh dekat, seperti saya yang bertugas sebagai wartawan media berita Inisumut di kota kendari, dan itu pernah saya alami sendiri bahwa "istri saya saja bisa dibully melalui whatsapps oleh orang tidak dikenal (otk) atau bisa saya berkata itu juga termasuk teror menuju pra teroris;

to the of record dialognya kata otk;

Maksud bully itu melalui lagu itu yang artinya LONTE karya tersebut Iwan Fals. shoot. bY. Pihak Korban?! (Dokpri)
Maksud bully itu melalui lagu itu yang artinya LONTE karya tersebut Iwan Fals. shoot. bY. Pihak Korban?! (Dokpri)
Maksud bully itu melalui lagu itu yang artinya LONTE karya tersebut Iwan Fals. shoot. bY. Pihak Korban?! (Dokpri)
Maksud bully itu melalui lagu itu yang artinya LONTE karya tersebut Iwan Fals. shoot. bY. Pihak Korban?! (Dokpri)
Maksud bully itu melalui lagu itu yang artinya LONTE karya tersebut Iwan Fals. shoot. bY. Pihak Korban?! (Dokpri)
Maksud bully itu melalui lagu itu yang artinya LONTE karya tersebut Iwan Fals. shoot. bY. Pihak Korban?! (Dokpri)

Pihak korban hanya bisa elus dada dan memaafkannya, sambil berkata; "Mengapa OTK ini seperti itu?, mengapa dirimu OTK yang bersajana berilmu tinggi dan berpolitik itu tidak sportif dengan akar rumput, mengendap diam-diam tapi membunuh karakter bangsa mu sendiri" (katanya Pihak Korban)

nah.. apalagi saya ekspos yang memang ranahnya objek itu sudah lama merasa nyaman dan tentram dengan koloni-koloni lamanya alias satu mimbar berjamaah, 

siapa yang mau lawan orang-orang munafik?!, 

Jadi sebelum terjadi memang sudah terjawab dalam semua karya dibawah ini:

================

Dua Sisi

 

Aku letakkan tangan dipantat ku..

dan

Aku letakkan otak

di kaki ku..

 

Dua Sisi

sama, beda,

apa ?!.

apa ?!..

apa ?!...

 

Karya : Junirullah -- 25-11-2012

================

Benteng Munafik

 

Kaum-kaum

munafik telah

masuk dan menyebar

ke dalam darah daging

Budaya Bangsa ku.. serta

Kaum-kaum ku,

 

Hukum, pribadi, & bumi

milik Tuhan kami jangan

dijadikan pondasi untuk

membangun Benteng Munafik,

 

wahai kaum-kaum

munafik.. Bekal apa

yang kalian bawa

setelah mati ?..

 

Karya : Junirullah -- 27-11-2012

=================

Syair Munafik

Tulisan yang ku buat

diatas kertas putih

dengan tinta hitam ini

adalah kata-kata munafik

yang kumuntahkan

dari mulut ku..

 

Otak dan mata hatiku

berkata "Aku muak dengan kemunafikan"

kata-kata, janji-janji dan kepercayaan

yang ku lontarkan dan kulemparkan

dihadapan publik adalah bisa ular

yang meracuni pengikut-pengikut ku..

 

Etika ilmu dunia

telah menjerumuskan ku ke jalan munafik

aku terantai dengan kemunafikan di sekeliling ku

andai belenggu rantai ini dapat ku lepaskan

jelas-jelas aku berkata kepada dunia

"Sekarang ini.. kalian berdiri di depan

orang-orang munafik"

 

Aku sadar dan waras

bahwa munafik itu dosa besar..

tapi mengapa aku masih munafik ?

otak dan mata hatiku menjawab

"Aku muak dengan kemunafikan"

karena etika ilmu dunia

yang aku timba disini dan disana kelak

menjadikan aku sebagai orang munafik

 

Aku dan Bangsa-bangsa ku lahir di dalam hatiku

tetapi aku dan bangsa-bangsa ku tumbuh dan mati

ditangan orang-orang yang memiliki etika ilmu dunia munafik

dan aku berkata sekali lagi..

"Aku muak dengan kemunafikan"

 

Karya : Junirullah -- 28-11-2012

==================

itulah yang pernah saya sebut juga di media KASKUS yaitu "DIGIGIT ULAR BERKEPALA DUA" padahal oknum itu sudah jelas-jelas bekerja atas perintah dibawah pimpinan orang nomor satu di Indonesia yaitu Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo. 

"Toh, nyatanya dibelakang lain  omongan dan juga lain perayaan nih satu orang?!"

=================

Generasi-Generasi Tabungan

Generasi-generasi tabungan

dimasa moderen sekarang

telah lahir dan tumbuh besar

di Eropah.. dan Asia..

 

Generasi-generasi tabungan

yang berusia anak-anak,

remaja, sampai dengan dewasa

dibekali berbagai bidang ilmu

 

Generasi-generasi tabungan

yang berasal dari gen-gen

atau DNA-dna jenius dan pintar

dipadukan satu menjadi misi kejahatan

 

Wahai Generasi-generasi tabungan

ingatlah perkataan ku yang hina ini

setelah Gen atau DNA dikumpulkan

dan di ambil di seluruh wilayah bagian & belahan

Dunia.. maka dibuat menjadi stok alat-alat vital

bagi anak-anak manusia baik dan buruk itu adanya..

 

Hal ini telah terjadi karena obsesi melawan Tuhan

dan.. hanya menunggu, satu yaitu kiamat, dua

keluar surat izin produksi Gen atau DNA Generasi-generasi tabungan

untuk menutupi kebutuhan Hak Asasi Manusia Kanibal.

 

Karya : Junirullah -- 29-11-2012

====================

Obsesi, Cerita, dan Impian Kita

Kita..

Hari ini kita berdiri

dan duduk disini untuk

mendengar cerita atau dongeng

semata Nazam, dan juga berita

seperti mendengarkan suara pukulan bak

lonceng Cakra Donya.. yang seakan-

akan bunyinya menggema keseluruh

pelosok wilayah Nusantara bahkan dunia..

 

Kita..

Taukah kita.. tentang kita..

padahal kita yang berhadir dan berkumpul

disini, pada hari ini, juga detik ini..

telah dijadikan wayang-wayangan,

dengan cara membuat kontes lomba

suara kicauan burung raksasa

yang tidak berdosa, agar terdengar sangat

indah dan merdu di hadapan publik

walaupun kaki dan sayap tangannya dipaksa

oleh majikannya untuk mencakar, menginjak

dan memukul kepala kita sampai terluka,

berdarah, mampus dan mati..

majikan tidak peduli.

 

Kita..

Mengapa kita.. dan kenapa harus kita..

karena Bangsa kita masih banyak yang bodoh,

dan kebodohan kitalah.. justru yang membuat

kita lambat untuk maju kedepan demi-

Bangsa kita.. coba lihat dan rasakan

wahai Bangsaku.. sumber daya alam yang

di berikan Tuhan untuk kita sangat-sangatlah

luar biasa melimpah ruah di tanah bumi

Bangsaku, tetapi mengapa Bangsaku

sampai hari ini masih menjadi budak,

hanya untuk sebuah majikan yang

jelas-jelas kejiwaan mereka itu terlihat

sedang terganggu, dan itu adalah fakta dari

realita yang sulit untuk mereka

hilangkan dari khayalan, karena sebab dan

akibat telah bersemayam didalam kesesatan

pikiran dan hati para majikan yang kotor,

walaupun kebaikan mereka memberikan pakan

piaraannya, itu dilakukan demi melanjutkan

kontes lomba kicauan burung raksasa yang

tidak berdosa itu dipaksa sehingga bunyi

suara kicauannya yang indah terdengar

sangat merdu ditelinga,,

sudah tentu hal itu menjadi

modal usaha yang dapat

membuka peluang & kesempatan

untuk mengambil keuntungan

bagi obsesi majikan dalam

misi kesesatan yang memberitakan perubahan.

 

Kita..

Kaumku dan Bangsaku..

bangkitlah untuk maju

demi masa depan anak dan

cucu kita..

agar kelak keturunan Bangsa

Kita tidak punah oleh kebodohan,

karena kesesatan, hati & pikiran

berawal dari kebodohan kita sendiri

dan ingatlah.. wahai Bangsaku..

bebaskanlah burung raksasa yang

tidak berdosa itu dari obsesi majikan

yang merugi, sehingga suaranya

dapat berkicau indah tentang

kebenaran alam dan tempat

seharusnya dia berada..

sehingga kelak cita-cita

anak-anak dan cucu-cucu kita

dapat meraih masa depan yang

terang demi kemauan dan tekat

yang bulat dalam menempuh

perjalanan untuk dapat menginjakkan

kakinya ke planet

Bulan dan bintang agar

menjadi orang yang

lebih bijak.

 

Karya : Junirullah -- 31-11-2012

===================

Penyakit Lama

Penyakit lama tak bisa kau buang
sebab besarang dalam jiwamu
fakta dan karma tak kau rasakan
malah kau tambah adakan pesta

Penyakit lama masih bersarang
mengikuti arah jejak langkah mu
tekad hatimu mendaki bukit
lelah dan letih lalu kau minum

Penyakit lama masih melilitmu
menekan jiwa lemah mentalmu
dibalik wajah membayang salah
tampakkan benar penyakit lama..

28/09/2013 ; Junirullah

=====================

Begitu juga dengan Kompasiana, apalagi ini ranahnya aBang Kompasianer, jadi kita harus patuh, taat, dan tunduk pada TOS-nya yang aBang telah buat itu. "Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung!"

Jika tidak mau ikuti TOS-nya aBang itu, maka siap-siap sajalah akun kita ini dibekukan atau dikeluarkan tanpa pemberitahuan sama sekali kepada pengguna kompasiana, 

meskipun itu kemaren sudah kenak teguran, dan itu amat sangat berguna bagi saya, agar saya lebih profesional lagi dalam menulis.. Kan begitu Bang Kompasianer?

Nah.. sekarang, kita lanjutin ulasan topik aBang Kompasianer;

aBang Kompasianer bertanya?, "Tiap melihat baliho lihat wajah pejabat yang tersenyum lebar, tangan mengepal, dan diikuti dengan jargon-jargon, apa respons kamu?"

Kendari Foto. bY.  Hamliana,. SE
Kendari Foto. bY.  Hamliana,. SE

Jawabannya itu sih mudah itu Bang Kompasianer..;

Menurut konfirmasi si vulan bin si vulen binti si vulon, mengatakan bahwa 

"hubungan masyarakat untuk menyampaikan layanan dalam masyarakat agar dapat dibaca sambil menyetir atau berkendara :D , 

karena itulah gunanya baliho dipasang dipinggir jalan raya .. :D ?!, meski lalu lintas padat, 

kan itu hak masyarakat mau baca atau tidak membaca, toh ini sudah ada cap legalisasinya surat keterangan pajak dan surat keramaian! :D

Manfaatnya;

1. Untuk media publikasi di tempat keramaian masyarakat kaum yang mendukungku.. :D , terus

2. Menyampaikan visi misi partai penyandang kemenangan atau penyandang disabilitas?! :D , baik itu acara resmi atau acara tertentu moment hari-hari HA, memang cocok sih untuk damai-damai temanya mari kita sukseskan pemasangan balihoku ini :D

3. Menumbuhkan isu akulah, aku juga, hei.. ini aku.. kamu siapa?, ini aku :D

Walaupun jargon serupa antara satu dengan yang lain, pose foto juga sama, desain juga ala kadar, dan font/huruf tulisan pun kurang lebih sama.. :D 

"yang penting sing ora bodo wae.. nengkene muka awak pokok e terpasang, "awas lho kalau nggak mau memeriahkan atau nggak dukung aku, ku stop itu bantuan apalagi ini moment 17 Agustus 2021.. makanya nurut aja ko :D

Kendari Foto. bY.  Hamliana,. SE
Kendari Foto. bY.  Hamliana,. SE
Visual seperti ini tidak relevan karena mubajir, contoh di seluruh instansi sudah ada website resmi, kok malah nambah promosi lagi, kan begitu Bang?, soalnya dah ada banyak media digital sekarang ini, fb, twitt, yt, dll. Hal ini tidak sesuai dengan selera konstituen dewasa ini!

Kalau mendapatkan informasi, anak-anak zaman milenial sekarang sudah banyak mencari informasi di internet.

Manfaat dari baliho tersebut?, menurut survey dilapangan tidak bermanfaat, karena banyak kejadian kecelakaan akibat pemasangan ditepi ruas jalan yang padat lalu lintas, lalu baliho tersebut jika ada angin jatuh alias tumbang. Contoh seperti gambaran ini diujung dalam foto kejauhan disana ada tiga baliho tumbang patah akibat ditiup angin;

Kendari Foto. bY.  Hamliana,. SE
Kendari Foto. bY.  Hamliana,. SE

Menurut saya?, buatlah media publikasi layanan masyarakat itu yang ramah lingkungan, jauh dari jangkauan lalu lintas, untuk menghindari kecelakaan pengemudi atau pengendara motor yang sedang melintas di jalan raya. Contoh sebagian kecil dengan membuat banner digital dibawah ini;

Desain Foto oleh . bY.  Hamliana,. SE, dengan menggunakan platform gratis/berbayar!
Desain Foto oleh . bY.  Hamliana,. SE, dengan menggunakan platform gratis/berbayar!

Nah, untuk saya dan para Kompasianer lainnya, sudah siap-siap memasuki periode serbuan baliho? Apalagi momen bulan ini masuk dalam rangka menyambut 17 Agustus 2021. Rayakan Merdekamu!

Pejabat menggunakan baliho untuk memperkenalkan diri dikhalayak publik bahwa peduli terhadap lingkungan sosial masyarakat, dengan amatan penglihatan siapa?, ya pastinya masyarakat yang dianggap gaptek.. :D

Suit-suit, serasa seperti panggung sandiwara.. :D hehe.. bisa ajah aBang Kompasianer ini, keren dan mantap, pertanyaan yang bagus dan di incar oleh calon pejabat, jawabannya adalah,

jika saya pejabat, caranya mudah mendongkrak popularitas agar tidak dianggap kuno dan usang adalah?, menggunakan jasa layanan SEO yang berfungsi mendongkrak popularitas daerah melalui platform-platform digital. Terserah mau pilih yang berbayar ataupun gratis, yang penting popularitas itu mampu mendongkrak visi misi pada masing-masing kantor.

Terima kasih aBang Kompasianer yang telah memberikan topik layanan terbaiknya di Komunitas KOMPASIANA Beyond Blogging.

13-08-2021. Penulis. Junirullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun