4. Kebijakan Perdagangan Internasional:
  Perubahan kebijakan impor-ekspor di negara-negara konsumen utama dapat mempengaruhi permintaan dan harga minyak nilam.
5. Nilai Tukar Rupiah:
  Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama Dolar AS, berpengaruh langsung pada harga jual minyak nilam dalam Rupiah.
6. Kompetisi dari Negara Produsen Lain:
  Meskipun Indonesia adalah produsen utama, persaingan dari negara-negara produsen lain seperti India dan Cina dapat mempengaruhi harga global.
7. Spekulasi Pasar:
  Aktivitas spekulatif di pasar komoditas juga dapat menyebabkan fluktuasi harga jangka pendek.
Prospek Masa Depan:
Meski harganya berfluktuasi, tren jangka panjang menunjukkan kecenderungan kenaikan. Hal ini mencerminkan permintaan yang terus meningkat serta potensi pengembangan industri minyak nilam di Indonesia. Untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan strategi komprehensif yang meliputi:
1. Peningkatan produktivitas dan kualitas melalui penelitian dan pengembangan varietas unggul.