Walaupun ia sudah punya tiga strategi untuk menyelesaikan permasalahan parwisata dan mengembangkan ke level yang semestinya, tetapi semua itu tidak mungkin berjalan mulus seperti agenda yang ada.
Inovasi, yang menjadi strategi pertama dari menteri Sandiaga adalah strategi yang baik. Namun, untuk menyelesaikan permasalahan dari lima destinasi superioritas di Indonesia, Sandiaga haruslah bisa membedakan mana peluang dan mana ancaman.
Itulah sebabnya Sandiaga harus memiliki daftar kusus terhadap tahap kerja tindakan inovasi yang mau di lakukan tersebut sehingga tidak seperti OCE OKE yang di junjung tinggi waktu kampanye, membunuh diri waktu sudah berhasil dalam kampanye.
Tindakan saat ini untuk mengunjungi tempat destinasi dan berkonsultasi kepada menteri-menteri sebelumnya adalah tidak yang bijaksana, namun semuanya itu tidak dapat menemukan permasalahan yang sesungguhnya.
Menteri harus turun langsung untuk berinteraksi kepada pengunjung dan mengevaluasi perkembangan yang ada.
Setidaknya menteri harus melihat dua bagian penting yaitu Aksesibilitas dan Amenitas. Aksesibilitas berfungsi untuk mengembangkan infrastruktur yang baik seperti jalan dan akses internet di setiap pariwisata. Sedangkan Amenitas, berfungsi untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang ada seperti air bersih, listrik, akomodasi dan lainnya.
Sedangkan strategi kedua dari bapak menteri yaitu adaptasi. Tindakan ini tidak bisa hanya menekankan kepada CHSE untuk membangkitkan sektor saja. Karena hal tersebut bisa membuat klaster baru bagi kaum-kaum korupsi.
Maka Ancillary, seharusnya berperan banyak dalam proses adaptasi sehingga kebangkitan sektor tidak tehalang oleh Ancillary yang tidak tersistem dengan baik.
Strategi terakhir dari menteri Sandiaga yaitu kolaborasi, yang di mana kerjasama antar semua pihak dapat membuka banyaknya lapangan kerja.
Strategi ini adalah baik, namun harus hati-hati karena kita tahu bahwa dengan berkolaborasi, lobster telah menjadikan orang yang kita kagumi menjadi penghianat negara ini.
Maka perlulah sistem yang transparan untuk memperlihatkan semua kinerja kepada masyarakat sehingga setiap orang yang mendapatkan kepercayaan sulit untuk korupsi karena semua rakyat Indonesia mengawasi kinerjanya.