Mohon tunggu...
Junimarlinda Rambe
Junimarlinda Rambe Mohon Tunggu... Guru - Belajar dan terus belajar

Berbagi itu indah. https://rambejunimarlinda85.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tebitkan Bukumu, Catatkan Sejarah

10 Juli 2020   19:25 Diperbarui: 12 Juli 2020   22:13 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih renjana itu ? 

Menurut beliau ini triknya

Apa itu buku anak, buku anak juga saat ini sangat dibutuhkan, kemudian Apakah bentuknya penelitian. Tapi itu semua bagaimana kita membuat penelitian itu menjadi sesuatu yang popular, kemudian apakah bentuknya memotivasi diri, apakah bentuknya keagamaan dan sebagainya. 

Yang pertama Tentukan renjana kita, tapi jangan susah-susah, jadi jangan dipikir aduh saya nggak tahu rencananya pada akhirnya tidak di mulai-mulai, lakukan yang menurut kita paling mudah, kita suka makan buat video makan, kita suka membaca buat review membaca, kita suka menonton YouTube buat review tentang YouTube, jadi apapun yang mudah.

Awalnya beliau menulis buku pendidikan untuk orang tua dan guru. Itu memang sebuah sesuatu yang dipaksakan oleh mentor beliau waktu itu, sehingga beliau menulis sama, kemudian diterbitkan. 

Kemudian setelah itu yang menjadi renjana beliau adalah bagaimana menulis buku anak, tentu karena pengalaman pribadi mencari buku sulit untuk anak beliau sendiri dan buku-buku yang berkualitas. Itupun kalau diterjemahkan ada konteks kesan tidak tepat sehingga renjana sangat menjadi fashion beliau bagaimana menciptakan buku-buku anak berkualitas tapi terjangkau, ini dari ide-ide sederhana jadi besar, tapi bisa mempunyai dampak yang luar biasa kepada anak-anak Indonesia itu akhirnya menjadi titik bagaiman beliau fokus ke sana. 

Pertama dari sekarang sudah menyiapkan buku untuk reading program bagi anak-anak di sekolah secara komprehensif, tapi karena adanya pandemi ini, jadi belum (tertunda) dulu untuk penerbitannya.

2. Rutin

Menurut beliau rutin ini kuncinya nya, rutin itu bukan hanya rutin menulis tapi lebih penting lagi adalah rutin membaca, Kenapa? dengan rutin membaca itu akan menjadi yang otomatis, sehingga kitapun akan merekam apa yang kita lihat, apa yang kita alami, kita ingin menjadi sebuah bahan bacaan. Sehingga kita akan termotivasi untuk menulis.

ketika kita membaca akan penuh kantong dikepala kita yang ingin keluarkan dalam bentuk tulisan karena yang kosakata membaca tidak sama dengan kosakata lisan. Jadi, kosakata membaca kecenderungannya adalah berkaitan dengan kosakata menulis, jadi demikian halnya kosakata lisan. 

Jadi jika kita mendengar, kita inginnya mengungkapkan kembali, membicarakannya kembali, tetapi jika kita membaca, kita ada keinginan membuat bentuk tulisan yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun