"Baru sekitar 3 tahun sih, mas. Lulus SMK langsung ke sini"
"Oalah, mbaknya bukan lulusan seminari?"
"Oh, enggak, mas. Yang seminari itu untuk Romo. Saya hanya di bagian administrasi."
Situasi mulai sedikit mencair. Ia berbalik bertanya perihalku. Ya, meski juga masih basa-basi. "Lha masnya kerja di mana?"
"Enggak. Saya masih kuliah, mbak. Mahasiswa tua."
"Enak ya, kuliah. Kalau saya dari awal memang sudah mau langsung bekerja, mas. Makanya saya ambil SMK jurusan administrasi perkantoran, dan akhirnya kerja di sini."
Sedikit demi sedikit mulai saling terbuka. Diiring rintik air pada genting dan kaca, kami terus bertukar cerita.
"Di jurusan mas, yang dipelajarin apa saja?"
"Banyak, mbak. Teori-teori, interaksi, tindakan, budaya, politik juga. Intinya belajar bermasyarakat, mbak. Sekarang, hampir semua di luar kepala, yang di dalam kepala hanya beberapa saja."
"Di luar kepala maksudnya lupa ya, mas." Kelakarnya sambil tertawa kecil.
Ceritaku tentang perkuliahan dan skripsi yang merepotkan, ceritanya semasa SMK Katholik dan pengalaman teman-temannya di seminari yang ia kembali ceritakan padaku.