Caranya? Masuk ke Scopus Support Center, dan pilih fasilitas chat atau email yang disediakan. Ajukan pertanyaan, misalnya, "Apakah jurnal .... (ISSN ....) terindeks Scopus? Bagaimana status indexing-nya saat ini?".Â
KEDUA: Pastikan keaslian jurnal
Setelah memperoleh daftar jurnal/prodising/buku terindeks Scopus, kita perlu memeriksa keotentikannya. Mengapa demikian? Hari ini, terdapat dua atau lebih nama jurnal yang sama, bahkan nomor ISSN yang sama. Namun yang satu asli, yang lainnya "aspal" (seperti asli dan sebenarnya palsu).Â
Gejala ini sering disebut sebagai jurnal kloning, jurnal terbajak.Â
Dari mana kita bisa tahu? Salah satunya dari Retraction Watch Hijacked Journals Checker. Kita patut berterima kasih kepada Anna Abalkina dan Retraction Watch yang membangun inisiatif ini.Â
Apabila Anda seorang penggemar sains dan tidak ingin semakin banyak orang terjebak pada jurnal palsu, silakan memberikan dukungan kepada mereka berupa donasi, yang alamatnya tertera pada laman Retraction Watch ini.
Fenomena jurnal palsu ini agak mirip dengan yang pernah terjadi pada dunia perbankan Indonesia. Pada 2001, Steven Haryanto bereksperimen membuat typosite dari situs web klikbca, yaitu wwwklikBCA, klikBCA, ClickBCA, KlikBAC. Surat terbuka Steven pada bulan Juni 2001 masih dapat dibaca pada laman ini.
Masalahnya, jurnal-jurnal palsu itu - tidak seperti Steven - bukan bermaksud bereksperimen dan mengedukasi mengenai pentingnya pengamanan jurnal, melainkan penipuan untuk mengeruk keuntungan keuangan. Â
Banyak dosen dan peneliti yang terjebak dalam jurnal-jurnal palsu hasil fraud (penipuan) dan terlanjur mentransfer sejumlah uang. Hal ini sangat disayangkan karena kinerja akademiknya tidak dapat diakui, di samping menjadi "buang-buang uang" (waste of money) buat individu maupun kampus/lembaga riset yang membayar.