Mohon tunggu...
Ahmad Junaedi
Ahmad Junaedi Mohon Tunggu... penyunting naskah -

seorang pecinta sejarah NKRI, sastra Arab, selalu antusias dengan segala hal yang berbau sejarah (kecuali perdukunan) dan pelintas dimensi kultur kuno hingga modern

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gemuruh Sejarah di Bekas Rumah H.O.S Cokroaminoto

2 November 2015   15:28 Diperbarui: 4 April 2017   16:46 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Surabaya memang penuh dengan cerita bersejarah. Mulai era imperium Majapahit yang kala itu kota Surabaya masih bernama Ujung Galuh, era Kerajaan Mataram, periode masuknya penjajah Belanda hingga perjuangan para tokoh pergerakan kemerdekaan. Bentangan kisah-kisah sejarah nan panjang tersebut, pada akhirnya menggiring kemauan pribadi saya untuk menelusuri setiap jejak peninggalan leluhur masa lalu di kota ini. Tentu saja, bingkai kesejarahan yang masih kuat melekat pada kota Surabaya, mewujud ke dalam berbagai hal di dalamnya. Kebanyakan memang berupa bangunan-bangunan bergaya klasik.

Setiap babakan sejarah yang terbentang di kota Surabaya, memiliki berbagai kisah tersendiri. Dan, salah satu babak sejarah yang berbicara di kota ini, lahir di sebuah rumah sederhana di kampung Peneleh. Kampung ini berada tak jauh dari Jalan Pahlawan; lokasi Tugu Pahlawan (sekarang) yang dahulu pernah menjadi area berdirinya gedung Voolksraad di era Pemerintah Kolonial Belanda.

Rumah sederhana yang berada di sebuah gang di Peneleh tersebut, adalah bekas rumah seorang tokoh nasional, bernama Haji Oemar Said Cokroaminoto. Dia lahir di Tegalsari, Ponorogo, 16 Agustus 1882. Tokoh nasionalis ini orang yang berkecimpung di dunia politik. Dia pun dikenal sebagai muassis atau pentolan organisasi politik, Sarikat Islam.

[caption caption="Rumah inilah yang pernah menjadi tempat kos Sang Proklamator RI, Sukarno"][/caption]

 

Mengunjungi bekas rumah seorang Pahlawan Nasional seperti Pak Cokro, menyisakan kekaguman tersendiri. Bentuk rumah yang penuh dengan nuansa Jawa ini, bagi sebagian orang kini, mungkin hanyalah sepetak rumah biasa saja; sekaligus warisan leluhur yang patut dijaga serta dilestarikan. Namun, di balik kesederhanaan dan kebisuan rumah beliau ini, tersimpan ribuan cerita perjuangan dari anak-anak muda yang menjadi muridnya dan kelak bermetamorfosis menjadi orang penting di negeri ini.

Saat saya kesana di awal Februari 2015 silam, ada perasaan senang bercampur kagum melihat langsung rumah peninggalan seorang pendiri organisasi politik sebesar SI. Rumah itu dibangun pada sekira tahun 1870 dengan nuansa budaya Jawa yang khas. Di bagian depan, ada pagar setinggi sekira 1 meter yang terbuat dari kayu, dengan dilengkapi empat pilar yang terbuat dari bahan serupa, menyokong bagian atap. Lantai rumah yang berwarna kuning kecokelatan bercampur merah marun, turut menjadi penghias rumah lawas namun tetap bersahaja itu.

Begitu kita masuk ke dalam ruang tamu, rasanya kita sedang berada di zaman saat beliau masih hidup. Empat buah kursi kuno; yang berbahan jati, serta meja pelengkap, dengan bahan serupa, tersusun rapi di sebelah kanan ruangan. Sebuah rak peralatan rumah tangga sederhana yang juga dibuat dari kayu jati, berada di dekat kursi tamu dan berhimpit dengan tembok. Di bagian atas rak, ada 5 buah foto kuno. Tentu saja, semua foto memperlihatkan aktivitas beliau semasa aktif di Sarikat Islam.

[caption caption="Ruang tamu yang cukup luas; di dindin yang saling berhadapan, ada pajangan sejumlah foto Pak Cokroaminoto saat masih aktif di Sarekat Islam"]

[/caption]

[caption caption="kursi tamu beserta meja yang keduanya terbuat dari kayu jati berkualitas"]

[/caption]

[caption caption="Foto H.O.S Cokroaminoto semasa muda"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun