KLENTENG DAN Â KONGHUCU SEBAGAI SALAH SATU AGAMA DI INDONESIA
Â
Pada hari minggu, 15 maret saya dan teman-teman melakukan observasi ke salah satu Klenteng Eng An KIong yang ada di Malang. Tempatnya di Jln. Martadinata No 1, Kota Lama, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.Â
Saat melakukan observasi kami di sambut sangat ramah sekali oleh orang-orang yang ada di Klenteng. Kami juga di berikan minuman sehingga kami merasa sungkan untuk mengambilnya.Â
Selain diberikan air kami juga diizinkan untuk melihat dan memotret tempat-tempat yamg ada di Klenteng. Kami melakukan wawancara kepada seorang rohaniah agama Konghucu yaitu Bapak Bunsu Anton Triyono. Â
Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak agama. Agama di Indonesia berjumlah enam agama yang telah di resmikan yaitu Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Konghucu.Â
Di setiap agama tentunya memiliki tempat ibadah, di mana tempat tersebut digunakan untuk beribadah kepada tuhan yang mereka percaya dan yakini. Islam memiliki tempat ibadah yang di namakan Masjid, Kristen dan Katolik bernama gereja, hindu bernama pura, Buddha dan Konghucu beribadah di Klenteng.Â
Klenteng adalah tempat ibadah atau rumah yang digunakan beribadah oleh tiga agama yaitu, Konghucu, Buddha, dan Tao. Oleh karena itu kita sulit membedakan mereka menganut agama yang mana.
Sejarah nama klenteng pada dasarnya dinamakan oleh suku jawa. Nama klenteng berasal dari bunyi lonceng yang berbunyi "teng-teng-teng" sehingga itu yang membuat suku jawa menamakannya sebagai klenteng.Â
Lonceng tersebut digunakan oleh agama konghucu untuk memanggil umatnya untuk beribadah. Suku jawa membuat nama sangat mudah dan gampang hanya lewat bunyi saja dapat membuat, membentuk atau menimbulkan sebuah nama.
Klenteng Ang En Kiong adalah yayasan klenteng yang memiliki struktur organisasi yang mengatur dan merawat klenteng itu sendiri. Didalam struktur tersebut tentunya memiliki tugas masing-masing. Dalam struktur organisasi tersebut juga terdapat nama-nama kehormatan atau tingkatan bagi agama Konghucu. Adapun tingkatan tersebut sebagai berikut:
1. kausing, dikatakan sebagai penebar agama dimana perannya akan melakukan pelayanan dalam kerohaniaan serta pembinaan umat.
2. Bunsu, dapat dikatakan sebagai rohaniawan yang mengambil peran pengajaran atau guru agama yang berperan sebagai kaum rohaniawan yang berintelektual tinggi, dimana biasanya bungsu merupakan para kausing yang sudah senior dan tempat para kausing berkonsultasi.
3. Haksu, merupakan orang yang sudah mengabdikan dirinya dan seluruh hidupnya untuk kemajuan agama, dapat dikatakan pendeta yang sudah sangat senior diantara para bungsu.
Sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Anton "Tuhan menciptakan dunia beserta hukum-hukumnya dan  manusia dapat hidup gratis itu merupakan nikmat tuhan, dan manusia tidak akan berlanjut tanpa adanya darah yang mengalir. Itulah alasan mengapa klenteng berdominasi warna merah.Â
Selain warna ternyata klenteng juga di bangun mengarah barat akan tetapi bukan kiblat melaikan mengarah kebawah. Karena klenteng dasarnya mengarah ke bawah, dari tinggi ke rendah. Di Klenteng sendiri terdapat satu bangunan utama yang mana bangunan tersebut menurut mereka langsung mengarah ke Tuhan.
Agama konghucu sudah ada sejak 2571 tahun yang lalu, yang sejalan dengan lahirnya Nabi bagi Konghucu yang lahir 551 SM. Di dalam agama konghucu mereka meyakini bahwasanya kedudukan yang tertinggi yaitu kepada Tuhan, yang di sebut dengan "THIAN".Â
Untuk beribadah, umat agama konghucu akan beribadah sesuai dengan ajaran nenek moyang mereka dan yang sudah ditentukan. Sepanjang tahun mereka akan melakukan peringatan hari besar untuk memuliakan orang yang mereka muliakan.
Awalnya agama konghucu di deskriminasi oleh Negara Indonesia akan tetapi sejak Bapak Presiden Abdurrahman  Indonesia agama konghucu diresmikan oleh di tahun 2000. Dari sejak itu agama konghucu resmi menjadi salah satu agama yang ada di Indonesia.
Agama konghucu memiliki kitab suci yang bernama "Siswu Wujing". Agama konghucu percaya kepada tuhan mereka dengan berpegang teguh kepada ajaran nenek moyang mereka. Konghucu  mempercayai bahwasanya "Dimana pun mereka berada maka di situ langit dijunjung" maksudnya ialah dimana pun mereka berada mereka akan tetap percaya kepada tuhan mereka. Pada dasarnya agama di dunia ini mengajarkan kepada hambanya atau umatnya untuk menyebah kepada tuhan yang maha Esa.
Itulah beberapa informasi yang kami dapatkan dalam observasi yang kami lakukan. Semoga dengan penulisan artikel ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Semoga Negara kita menjadi Negara yang aman tentram dan peduli terhadap sesama tanpa adanya deskriminasi antar golongan atau kelompok serta agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H