Pernah suatu ketika, saat aku meriang, aku meminta teman untuk sedikit pijet dan dikerok, ternyata aku ditawarin Tolak Angin sisa yang masih ada di kosnya. Aku segera mengiyakan, dia mengambil Tolak Angin ke kosnya, saat itu aku memang tak menyediakan Tolak Angin karena baru pindah kos. Baru setelah temanku datang, Tolak Angin kuiminum dan aku minta pijet sedikit. Memang beda rasanya.
Bahkan, yang lebih maknyus kurasakan, minum Tolak Angin dengan cara dituangkan ke secangkir teh hangat, lalu dimunum. Aku pikir Tolak Angin tidak banyak memberikan efek samping, sehingga percobaan dicampur dengan secangkir teh hangat pun kulakukan, dan efeknya masih terasa memberikan kebugaran pada tubuh dan lebih mantap rasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H