Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wajah Langit

28 November 2017   19:57 Diperbarui: 28 November 2017   19:58 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada langit saat hati penuh hujan

matahari memudar dan tak ada penampakan

bagai dilanda masa-masa hangat di Eropa

tubuh menggigil menatap wajah langit di Jogja

air mengguyur tiada henti

menerobos relung hati yang menepis beribu sesal dan sedih

bagai di ujung mimpi berjalan

kelam tak tentu melihat tirai kehidupan

angin menepi dan menutup

pada altar-altar rasa yang terus mendesir

membawa sejuta rona api menjelang terlumat kembang tidur

tak ada buah, hanya kembang mekar

mewarnai kedinginan yang pudar

bersama lamunan selimut kata

menutupi segala yang tak terlihat manusia

di seberang sana pada tempat yang jauh

senyum langit tak ada meski sekadar rindu

malam terbangun dengan sejuta mimli tentang siang

yang mengantarkan mata mencaru wajah langit sebelum petang datang.

Yigyakarta, 28 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun