Sebuah tatapan
seperti sembilu yang malu
mata menatap muka
dilawan rasa suka.
Dalam alam malam
hadir tatapan kelam
membuka lembaran lama
menyadarkan tentang cinta dan asmara.
Aku mencari di tengah bidadari
berbaring menatap mata berhias rembulan sabit
mencemburukan segala yang terbesit
pada batang-batang yang tak pernah sendiri.
Bersama hujan melayang
mata itu gemulai terbang
menyiratkan cinta di alam segala yang ter-Yang
aku sempat terpana oleh kelancipan
yang memadu indah dengan keegoisan
manusiamu seperti peecikan hewan
bagai babi buta menghantam lawan
Pada semak-semak belukar asmara
kutemukan senoktah cinta membara
pasang dan surut bagai lautan dan samudera
kata-kata yang melekat pada jiwa
menghanyutkan dalam lautan air mata
mata, matamu menusuk seperti kukumu yang mencabik luka.
Yogyakarta, 23 November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H