Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Drama

Perbedaan Telur yang Sama

21 November 2017   02:28 Diperbarui: 21 November 2017   02:48 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana kota Bandung masih terasa sejuk. Malam itu, Aris dan Kurnia menikmati secangkir dingin dan sebatang obrolan.

Aris: "Di sini, di mana ya tempat orang jual telur kastroli?"

Kurnia: "Wah, besok kita ke pasar. Buat apa kamu nanya telur segala?"

Aris: "Buat kumasak atau digoreng nanti."

Kurnia: "Halah, gak usah. Aku masih ada stok telur kastroli untuk kita makan nanti."

Aris: "Jangan lah. Aku kan gak enak. Kos numpang sama kamu. Setidaknya aku beli telur atau sembako lainnya yang bisa kita makan bersama."

Kurnia tak merespons. Karena dia juga tak mau ambil pusing denhan inisiatif Aris yang mau beli telur.

Kurnia: "Eh, Ris," kata Kurnia tiba-tiba memukul betis Aris yang sedang duduk setengah jongkok. "Mau buat jamu, yuk. Aku pengen sehat dan berotot kayak kamu."

Aris: "Ayo. Kita beli jahe."

Kurnia: "Kok jahe?. Aku biasa minum jamu buat sendiri dari kunyit dan telur."

Aris: "Itu kurang menghangatkan tubuh. Mending pakai jahe dan telur."

Percakapan itu selesai digantung malam yang mulai kelam. Aris dan Kurnia tak punya kesepakatan untuk benar-benar mau meracik atau tidak. Saat pagi, mereka sudah bangun sekitar pukul 5 dan duduk berdua sembari menonton televisi.

Aris: "Kur, yuk ke pasar terdekat. Aku mau beli telur."

Kurnia: "Ayuk..."

Mereka berdua berangkat ke pasar. Aris membeli telur. Sementara Kurnia membeli jahe. Usai belanja, mereka langsung pulang menuju kosnya. Pintu dibuka dan barang belanjaan diletakkan.

Kurnia: "Loh, kamu beli telur kastroli? Kenapa gak beli telur ayam kampung buat kita berjamu. Aku ini sudah beli jahe dan beberapa kunyit."

Aris: "Haha... Kamu pikir aku mau beli telur ayam kampung? Tadi malam aku kan nanya mau beli telur kastroli untuk digoreng di sini."

Kurnia: "Ya, ampun... Ini tetap mau berjamu?"

Aris: "Ya gak masalah dengan telur ayam kastroli. Aku males yang mau balik ke pasar."

Mereka tertawa. Jahe diparut dan diperas lalu dicampur dengan telur kastroli. Kurnia mengira Aris mengajak ke pasar untuk membeli telur ayam kampung seperti ajakannya tadi malam untuk berjamu. Sementara Aris tetap dengan komitmen pertanyaannya tadi malam untuk membeli telur ayam kastroli.

Yogyakarta, 21 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun