Percakapan itu selesai digantung malam yang mulai kelam. Aris dan Kurnia tak punya kesepakatan untuk benar-benar mau meracik atau tidak. Saat pagi, mereka sudah bangun sekitar pukul 5 dan duduk berdua sembari menonton televisi.
Aris: "Kur, yuk ke pasar terdekat. Aku mau beli telur."
Kurnia: "Ayuk..."
Mereka berdua berangkat ke pasar. Aris membeli telur. Sementara Kurnia membeli jahe. Usai belanja, mereka langsung pulang menuju kosnya. Pintu dibuka dan barang belanjaan diletakkan.
Kurnia: "Loh, kamu beli telur kastroli? Kenapa gak beli telur ayam kampung buat kita berjamu. Aku ini sudah beli jahe dan beberapa kunyit."
Aris: "Haha... Kamu pikir aku mau beli telur ayam kampung? Tadi malam aku kan nanya mau beli telur kastroli untuk digoreng di sini."
Kurnia: "Ya, ampun... Ini tetap mau berjamu?"
Aris: "Ya gak masalah dengan telur ayam kastroli. Aku males yang mau balik ke pasar."
Mereka tertawa. Jahe diparut dan diperas lalu dicampur dengan telur kastroli. Kurnia mengira Aris mengajak ke pasar untuk membeli telur ayam kampung seperti ajakannya tadi malam untuk berjamu. Sementara Aris tetap dengan komitmen pertanyaannya tadi malam untuk membeli telur ayam kastroli.
Yogyakarta, 21 November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H