Mohon tunggu...
Junaidhi
Junaidhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, UIN Raden Mas Said Surakarta

Saya adalah Junaidhi, mahasiswa prodi Hukum Ekonomi Syariah dengan NIM 212111238, Fakultas Syariah, UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Sub-Bab 1: Kesulitan Hidup dari Buku Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial Karya Bapak Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.

11 Oktober 2023   19:37 Diperbarui: 12 Oktober 2023   04:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang                     : Kesulitan Hidup

Analisis Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris tentang Kesulitan Hidup dalam Perspektif Islam

Kehidupan manusia selalu dihadapkan pada berbagai kesulitan dan tantangan. Dalam kutipan di atas, kita melihat pemahaman tentang kesulitan hidup dalam perspektif Islam, yang menawarkan pandangan metafisis dan optimisme terhadap kesulitan. Untuk melakukan analisis yuridis normatif dan yuridis empiris mengenai topik ini, kita akan menjelaskan kedua pendekatan tersebut secara terpisah.

Analisis Yuridis Normatif

Pendekatan yuridis normatif mencakup pengertian dan penafsiran berdasarkan hukum dan ajaran Islam. Dalam kasus ini, pemahaman tentang kesulitan hidup ditempatkan dalam konteks norma dan nilai-nilai Islam.

Pertama, kita melihat bahwa dalam Islam, kesulitan hidup dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman manusia. Ayat-ayat Al-Qur'an yang disebutkan dalam teks mendukung pandangan ini. Ayat QS Al-Insyiqaaq [84]: 19 mengindikasikan bahwa kehidupan manusia adalah perjalanan tingkat demi tingkat. Ini bisa diartikan sebagai perjalanan yang penuh dengan tantangan dan kesulitan yang perlu diatasi oleh manusia untuk mencapai kematangan spiritual.

Selanjutnya, pemahaman normatif Islam juga menegaskan bahwa manusia diberikan kemampuan fisik, kecerdasan, dan hati nurani untuk menghadapi kesulitan. Hal ini sesuai dengan konsep takdir (qadar) dalam Islam, di mana Allah memberikan manusia kebebasan untuk bertindak dan menghadapi ujian-ujian hidup. Sebagai makhluk yang diberikan akal dan nafsu, manusia memiliki tanggung jawab moral untuk menghadapi kesulitan dengan kebijaksanaan dan keimanan.

Dalam konteks ini, keluhan dan putus asa dilihat sebagai sikap yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Keluhan bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi kesulitan dengan baik, sementara putus asa adalah tindakan yang menunjukkan kurangnya keyakinan pada rahmat Allah. Ayat QS Al-Insyirah [94]: 6 menegaskan bahwa setelah kesulitan, akan ada kemudahan. Ini mengajarkan kesabaran dan harapan dalam menghadapi kesulitan.

Kesulitan hidup dalam perspektif normatif Islam juga dipandang sebagai ujian dan pendakian menuju keilahian. Dalam konteks ini, kesulitan dianggap sebagai cara Allah untuk menguji iman dan kesabaran manusia. Melalui kesulitan, manusia dapat mendekatkan diri pada-Nya dan mengembangkan kualitas spiritualnya. Oleh karena itu, kesulitan dipahami sebagai sesuatu yang seharusnya dijalani dengan keteguhan hati dan pengabdian kepada Allah.

Analisis Yuridis Empiris

Pendekatan yuridis empiris mencakup analisis berdasarkan pengamatan nyata, data, dan pengalaman yang terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini, kita akan mencoba memahami bagaimana pandangan normatif tentang kesulitan hidup tercermin dalam praktik kehidupan sehari-hari masyarakat Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun