Bekerja dengan semangat.
Itulah berkah utama."
Ada sebuah cerita seorang pria yang menikahi seorang wanita. Pria itu snagat mencintai istrinya. Saking cintanya pria itu kepada istrinya, seluruh penghasilannya diberikan kepada Ibunya. Pria itu takut wanita yang dicintainya menguras hartanya lalu pergi meninggalkannya.
Lho, kok gitu? Kok aneh?
Saya mendengar dari berbagai orang dan juga video dari media sosial, bahwa seorang pria yang sudah menikah telah lepas dari keluarga. Lepas yang dimaksud adalah hidup mandiri. Ketika pria itu sudah mandiri dengan istrinya, maka segala hal yang dilakukan juga didiskusikan bersama. Semua hal baik dan buruk juga dibicarakan bersama. Namun, ketika seorang pria tidak percaya kepada istrinya, maka cinta istrinya perlahan luntur. Seorang pria yang dicintai justru tidak mempercainya.
Bagaimana ini? Bukankah seorang pria yang sudah mandiri dan menikah harus menyokong anak dan istrinya. Kalau istrinya dibiarkan mencari pekerjaan dan menyokong dirinya sendiri, lantas untuk apa pria itu menikahinya? Kecuali keduanya sama-sama bekerja untuk mencukupi kebutuhan bersama ataupun karena kesepakatan masing-masing.
Siapapun yang telah menikah masih boleh membantu ayah dan ibu. Namun, harus menyokong keluarga intinya, yaitu pasangan dan anak. Ketika bekerja pun harus penuh semangat, rajin, sungguh-sungguh, dan tidak menyerah.
Itulah berkah utama. Di mana kebahagiaan akan tercipta ketika kita bekerja keras dan senang membantu ayah & ibu serta menyokong pasangan dan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H