Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Didi Kempot: Arti Kalung Emas Jadi Biru

24 Desember 2023   18:38 Diperbarui: 24 Desember 2023   18:55 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
b-sing.trunojoyo.ac.id

Di sini saya jadi berpikir, memangnya emas bisa berubah warna menjadi biru ya? Selama saya hidup belum pernah melihat warna emas berubah menjadi warna biru, yang ada justru dari mengkilap menjadi tidak mengkilap.

Setelah searching di google, nyatanya warna emas tidak akan berubah. Kalau emas muda katanya bisa berubah warna menjadi kusam atau menghitam. Sedangkan emas tua tidak akan berubah warna. Lantas kenapa emas muda dapat berubah warna? Karena emas muda mengandung kemurnian emas yang rendah sehingga ia akan mudah korosi apabila bercampur dengan zat-zat yang bersifat korosif, seperti keringat, parfum, dan detergen.

Lalu, kenapa di penggalan lirik Kalung Emas, emasnya berwarna jadi biru?

Setelah merenung saya jadi teringat benda apa yang berwarna biru. Apakah itu baju? Cat tembok? Bunga? Sepatu? Sandal?

Tetapi emas adalah sesuatu yang bernilai dan pastinya benda warna biru itu juga bernilai. Saya pun akhirnya sadar, warna biru yang dimaksud adalah uang kertas Rp50.000. 

Ternyata kalau direnungi penggalan lirik "kalung emas sing ono gulumu, saiki wis malih dadi biru", maknanya adalah emasnya sudah dijual. Emasnya sudah berubah jadi uang dan uangnya dibelanjakan. Sudah hilang makna cintanya.

Apakah saat Didi Kempot membuat lirik lagu Kalung Emas karena kepikiran emasnya dijual ya? Seperti cinta yang luntur dan digadaikan dengan uang.

Setidaknya pikiran saya tidak pusing lagi memikirkan apa arti warna biru. Tapi ini hanya argumen saya saja, bisa jadi benar bisa jadi juga tidak benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun