Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjustifikasi Seseorang Itu Sangat Mudah

19 Februari 2023   18:00 Diperbarui: 19 Februari 2023   18:14 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kedua kalinya pada Sabtu (18/02) saya mengunjungi pemukiman Suku Baduy Luar bersama teman-teman. Saya dapat menyusuri alam dengan menikmati indahnya pepohonan dan udara yang sejuk. Masyarakatnya juga ramah. Namun, bukan tentang Suku Baduy Luar yang akan saya ceritakan di sini. Namun, saya akan menceritakan tentang obrolan ringan bersama beberapa teman.

Seperti simbol Yin yang memiliki titik putih di antara hitam dan Yang memiliki titik hitam di antara putih, seperti itu juga sifat manusia yang sebenarnya. Melansir dari berbagai sumber, Yin dan Yang adalah filosofi Tionghoa yang berarti simbol kehidupan seimbang. Keduanya adalah komponen hitam putih yang salaing terikat dalam satu lingkaran.

Mudah Menjustifikasi dengan Label Tertentu

Terkadang kita lebih sering melabeli orang jahat hanya karena ia telah melakukan kesalahan yang dianggap meresahkan. Seorang pencuri misalnya. Kita menganggap bahwa pencuri itu orang yang sangat jahat. Benar, kita telah menjustifikasinya sebagai orang yang jahat.

Namun, apakah kita pernah berpikir apa alasan seorang pencuri melakukan perbuatan tidak baik itu? Apakah kita pernah berpikir bahwa kita lebih baik daripada dia?

Seringkali kita tidak memahami apa alasan mereka melakukan pencurian. Bisa saja alasan ia melakukan pencurian karena ia membutuhkan uang untuk menghidupi keluarganya, mungkin saja anaknya sejak kemarin belum makan, mungkin saja anaknya butuh biaya untuk berobat, dan masih banyak kemungkinan buruk lainnya yang kita tidak ketahui.

Kadang kita juga melabelinya dengan kata "pemalas". Sebenarnya belum tentu juga. Bisa saja ia baru diberhentikan dari tempat kerjanya dan sulit memperoleh pekerjaan baru. Bisa juga karena keterampilan terbatas, lantas mengapa ia tidak belajar dengan mengambil kursus misalnya? Ya kita tidak tahu juga kesulitan apa yang sedang mereka alami. Mungkin dengan uang Rp50.000 yang ia miliki lebih baik untuk makan daripada mengambil kursus. Mungkin ia juga sedang dilanda stres sehingga tidak bisa mengendalikan perbuatannya.

Kadang kita melabeli pencuri dengan kata "pembohong". Begitulah kita sebagai manusia yang sangat mudah melabeli orang lain. Kita mungkin menjadi tidak percaya dengan apapun yang ia katakan meski telah dikatakan dengan jujur.

Selama ini kita hanya melihat "pencuri adalah orang jahat". Tapi, bukankah kita telah menjadi "jahat" juga karena menjustifikasinya dengan berbagai label dan juga hinaan? Perbuatannya memang salah dan ia mau mengakuinya. Tapi, apakah kita berani mengakui kesalahan kita karena telah menjustifikasi dengan berbagai label dan juga hinaan?

Mengagungkan Kejahatan yang Dibungkus Kebaikan

Kalau pencuri adalah Yin (titik putih kecil di antara hitam). Mari kita renungkan tentang Yang (titik hitam kecil di antara putih). Bisa saja kita termasuk dalam Yang. Misalnya ada seorang bos yang sangat dermawan, ramah, sopan tutur katanya, berpenampilan sederhana meski rumahnya besar dan mobilnya banyak. Sudah berlimpah materi, dermawan pula, siapa yang tidak akan menghormati dan memujinya? Pasti semua orang akan melakukannya.

Namun, kadang kita tidak mengetahu "titik hitam" dari seorang bos yang sangat dermawan ini. Mungkin saja ia memiliki perusahaan besar dengan ribuan karyawan yang berkerja siang malam tapi upah hanya cukup untuk makan. Mungkin saja ia memiliki pabrik yang memperkerjakan anak di bawah umur dengan upah rendah. Mungkin saja ia sering memaki karyawannya karena tidak becus bekerja.

Lantas, apa bedanya seorang pencuri dengan bos yang dermawan ini? Mereka sama-sama memiliki hal yang baik dan buruk. Hanya saja seorang pencuri kebaikannya dibungkus oleh kejahatan. Sedangkan si bos ini keburukannya dibungkus oleh kebaikan.

Lebih memprihatinkan lagi kita lebih senang dengan orang-orang yang keburukannya dibungkus oleh kebaikan. Bahkan kita lebih mengagungkannya karena dapat jatah sembako setiap bulan darinya dan terus memaki pencuri yang kerjaannya hanya menyusahkan orang lain.

Kesimpulan

Saya tegaskan bahwa dalam tulisan ini saya tidak mendukung perbuatan mencuri. Perbuatan mencuri itu tidak baik dan merugikan banyak orang. Saya ingin mengajak para pembaca sekalian agar tidak mudah menjustifikasi orang lain dengan berbagai label yang kurang baik. Kita harus lebih memahami bahwa hidup itu penuh dengan keseimbangan. Karena di antara putih pasti ada hitam dan pasti ada hitam di antara yang putih.

Referensi:
Ini Arti Yin dan Yang, Filosofi Hidup dari Tionghoa -- Cakap

Yin Yang Artinya Apa Dalam Kepercayaan China? | Superprof

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun