Tidak ada untungnya marah-marah, tidak ada untungnya mengungkit masa lalu yang tidak akan kembali lagi. Setelah analisis panjang dalam meditasi, saya tarik dan hembus napas tiga kali sebelum membuka mata. Setelah mata terbuka, saya menyadari bahwa pikiran menjadi lebih segar dan emosi negatif sudah tiada.Â
Mengolah kecerdasan emosi
Kita perlu mengolah kecerdasan emosi supaya emosi negatif bisa dikikis bahkan dihilangkan. Kalau ingat zaman sekolah dulu sering ada tes IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Intelligence), dan SQ (Social Intelligence) untuk menentukan kita mau masuk jurusan mana. Sehingga kecerdasan yang paling menentukan untuk kita masuk salah satu jurusan adalah IQ.
Tapi kita sering lupa, bahwa cerdas secara intelektual saja tidak cukup untuk menjalani kehidupan. Kita tidak mungkin marah-marah tidak jelas hanya karena keinginan tidak dituruti. Karena itu pentingnya memiliki EQ atau kecerdasan secara emosi supaya kita dapat mengolah emosi agar hidup sehat dan bahagia.
Jadi...
Satu lagi yang perlu kita ingat, bahwa segala sesuatu yang kita hadapi di kehidupan ini tidak datang secara tiba-tiba, tapi itu adalah akibat dari karma yang kita lakukan saat ini dan kehidupan lampau. Karena itu, perbanyak kebaikan dan atasi emosi negatif yang hadir dengan mengolah serta menerimanya. Sehingga kita hidup sehat dan bahagia saat ini dan juga menjadi tabungan karma baik untuk kehidupan mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H