Kau layak digugu
Kau juga patut ditiru
Cerminan dirimu
Ada pada anak-anakmu
Kami memang nakal
Sedikit bebal dan banyak akal
Meski begitu
Kau tetap berbagi ilmu
Memberi tahu mana salah
Mencontohkan yang benar
Meski tidak sedang memperingati Hari Guru, tapi bagi saya setiap hari adalah Hari Guru. Setiap hari saya mengenang dan merenungkan perjuangan guru-guru saya.Â
Menjadi guru yang sesungguhnya bukan hal mudah. Menjadi guru bukan hanya perkara datang pagi, pulang sore, dan menyusun RPP (Rencana Program Pembelajaran).
Menjadi guru adalah tentang mengabdi, mengabdi untuk negeri dan mencerdaskan anak pertiwi. Peran guru bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik.
Perbedaan Mengajar dan Mendidik
Merangkum dari berbagai sumber, mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru atau siapapun yang berkapasitas untuk mengajari orang lain tentang ilmu pengetahuan dengan tujuan membuat mereka menjadi pintar dan cerdas.
Sedangkan mendidik adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan membuat orang lain cerdas dalam karakter--perilaku baik, sopan santun, disiplin, jujur, dan bertanggung jawab.
Guru Mengajar Juga Mendidik
Di sekolah guru Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan bagaimana membuat kalimat sesuai SPOK (Subyek, Predikat, Objek, dan Keterangan), tapi juga mengajarkan peserta didik agar dapat menggunakan bahasa yang baik untuk berbicara dengan guru, teman, orang tua, dan lingkungan sosial.
Guru Matematika tidak hanya mengajari peserta didik tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan pengalian angka. Namun guru juga mengajari mereka cara berbagi yang adil dengan sesama.
Guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tidak hanya mengajari peserta didik tentang gaya gravitasi dari teori apel jatuh dari pohon (yang ditemukan oleh Isaac Newton). Tetapi juga mengajari mereka agar menjadi orang yang jujur apabila ada apel jatuh dari pohon agar segera diberikan kepada yang empunya pohon, bukan justru langsung disantap sendiri.
Guru Olahraga tidak hanya mengajari tentang jenis olahraga yang baik untuk tubuh, tapi juga mendidik anak-anaknya untuk menggunakan tubuh yang sehat demi membantu orang lain.
Guru Seni tidak hanya mengajari peserta didik luwes dalam menari serta pandai menggambar dan mewarnai. Beliau juga mendidik anak-anaknya untuk menjadi kreatif dan peduli dengan alam melalui pemanfaatan benda-benda sekali pakai yang disulap menjadi karya seni multi guna -- bambu bekas diubah menjadi vas bunga atau tempat alat tulis, sedotan bekas diubah menjadi bunga-bungaan, dan beragam karya seni lainnya.
Guru Agama tidak hanya mengajari peserta didik tentang tata cara sembahyang dan membaca kitab suci, tapi Beliau juga mendidik anak-anaknya supaya menjadi manusia yang santun, jujur, terampil, berbakti kepada orang tua, bertanggung jawab, peduli alam, dan senang menolong sesama.
Berkat guru, anak pertiwi tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tapi juga cerdas secara karakter.
Begitu besar tanggung jawab yang diemban seorang guru. Semoga para guru selalu sehat agar terus mencerdaskan bangsa secara ilmu pengetahuan, emosional, dan spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H