Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mega dan Halilintar 2

8 November 2022   18:00 Diperbarui: 8 November 2022   18:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Aku jadi ingat, dahulu Mega dan Lintar sering bercengkerama bersama di bawah pohon mangga di depan rumah Lintar. Suasananya cerah dan sejuk, Ibu dan Ayah Lintar membuat rujak mangga. Sedap rasanya, aku pun pernah mencicipinya, meski yang jatuh di tanah. 

Tapi, rasanya tetap sedap, tidak kalah nikmat dari yang sudah ada di piring kala ini. Tapi, aku sudah lama tidak melihat mereka berdua membuat rujak itu. Entah. Aku juga tidak mengerti. Aku pernah mencoba memberitahu itu pada Lintar, tapi tidak pernah dihiraukan.


"Mega... Mega.." Lintar rupanya sudah bangun. Ia tidak berani melongoknya di kamar, karena kemarin ia baru memarahi Mega.


"Iya, Lintar."


"Ambilkan sabit yang ada di samping rumah."


"Apa yang akan kamu lakukan pada sabit itu?"


"Sudahlah, jangan tanya lagi, cepat ambilkan untukku." Wajah Mega sedikit kesal, tapi tetap saja ia ambilkan itu untuknya.


"Aku akan pergi ke ladang dekat rumah, kasihan hewan-hewanku, belum aku beri makan."


"Tapi, kamu masih terlihat belum sehat betul. Sebaiknya istirahat dulu. Biar aku bawa mereka ke ladang, akan aku tunggui sampai mereka kenyang makan rumput."


"Ah, tidak usah. Aku tidak ingin membuat kulitmu yang bersih menjadi gelap karena matahari siang."


"Kamu ini bicara apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun