Sebetulnya perang di Afghanistan, adalah perang yang terjadi antara kelompok milisi Taliban dan AS. Tujuan utama AS berperang di Afghanistan ialah menangkap mantan pemimpin Al-Qaeda, yaitu Osama Bin Laden, sosok yang dianggap telah memerintahkan serangan terror ke Gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS pada tahun 2001.
Apa beberapa hal yang bisa kita jadikan pelajaran dari peristiwa Taliban di atas bagi bangsa Indonesia. Pertama, pentingnya pemahaman tentang Islam yang damai, moderat, syarat dengan toleransi, keberagaman, kesetaraan sebagai konter pemahaman Islam yang radikalisme, terorisme dan intoleransi.
Kedua, pentingnya pemahaman tentang kesetaraan dan sensitivitas gender sebagai penghormatan hak asasi perempuan. Ketiga, pemahaman tentang wawasan kebangsaan (nasionalisme) yang integratif dalam perspektif persatuan dan kesatuan bangsa, yang tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, warna kulit dalam wadah ke-bhinneka tunggal ika-an dan juga semangat jiwa kegotong royongan dalam bingkai NKRI.
Keempat, tetap mewasdai adanya gerakan laten kaum jihadis, yang merasa memiliki misi dan perjuangan yang sama seperti Taliban, yaitu mendirikan negara berdasarkan Islam. Karena bisa jadi kemenangan Taliban menguasai Afghanistan dijadikan motovasi  dan membangkitkan semangat kelompok radikalisme di Indonesia. Perlu diwaspai pergerakan laten kaum jihadis, seperti Jamaah Islamiyah (JI),  Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
(JUNAEDI, SE, Tim Media Sanggar Inovasi Desa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H