Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Datang dan Pergi

13 Juli 2021   22:12 Diperbarui: 13 Juli 2021   22:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu ketika aku dan pengurus takmir di dampingi ketua RT menemui Arya, selaku penanggung jawab terhadap bisnis bengkel las tersebut. Setelah kami masuk ke rumah kontrakan Arya, dan dipersilahkan duduk. Kami selaku perwakilan dari pengurus takmir mushala mengutarakan maksud dan tujuan bersilahturahmi. Dimulai dari kata pembuka dari Pak RT dan kemudian baru dari Ketua Takmir Mushala, yang intinya.

"Maaf Pak Arya, kami selaku pengurus takmir mushala keberatan jika aktivitas bengkel las menabrak jadwal  shalat 5 waktu," Demikian pernyataan ketua takmir mushalla secara singkat dan jelas."

Kemudian di jawab oleh Pak Arya,"Terus apa yang harus kami lakukan, Pak?"

"Yang Pak Arya harus lakukan adalah menghentikan semua aktivitas ketika ada suara adzan dari mushalla sampai selesai kami shalat berjama'ah, selanjutnya terserah anda,"lanjut Pak Ketua Takmir."

"Baiklah, kalau begitu permintaan bapak-bapak akan segera kami tindak lanjuti,"

Setelah selasai mendengar jawaban demi jawaban dari Arya, akhirnya kami serombongan berpamitan.

Cerita demi cerita dari keluarga besar Pak Pollo, semakin menarik -- seperti sinema elektronik Ikatan Cinta antara Aldebaran dan Andin -- dari mulut ke mulut warga, dari ibu-ibu ke ibu-ibu yang lain ghibahnya sampai klimak gitu. Konon ceritanya, di balik kesuksesan bengkel lasnya Arya mulai bergaya hidup royal -- konsumsi minum-minuman keras dan suka berganti-ganti perempuan -- ternyata bukan Arya saja yang bergaya hidup royal. Akan tetapi -- Bodhi, Katnis dan Noah -- juga mengikuti jejak Arya -- suka mengumbar hawa nafsunya..

Pada akhirnya -- modal kerja mulai terkikis habis, sedikit demi sedikit. Dan menipisnya modal berdampak juga pada tingkat kepercayaan langganan atau mitra kerja sama bengkel las Apollo Family   -- dan orderan  pun bak terjun payung, turun drastis. Mulailah dia gunakan  cara-- gali lobang tutup lobang, pinjam sana pinjam sini bayar hutang. 

Puncaknya   ketika banyak warga kampung yang terkena bujuk rayu Arya, dan merelakan pinjaman uang untuk tambahan modal kerja -- dan batas waktu yang di janjikan akan mengembalikan uang pinjaman tak kunjung datang. Alih -- alih bayar utang , keberadaan Arya pun -- mulai ghosting. 

Jarang pulang ke rumah. Sulit untuk di temui, Di telepon tidak diangkat. Di sms tidak di balas -- Ujung --ujungnya ada kabar, Arya minggat tak tahu kemana, nomor telepon genggamnya sudah tidak dapat dihubungi lagi.

Keluarga -- ayah, ibu, kakak dan adik-adiknya, serta isteri -- tidak tahu menahu ketika ada orang yang mencarinya. Praktis operasional bengkel las mati suri,  akibatnya  keluarga Pak Pollo terkena sanksi sosial dari warga kampung -- dikucilkan dari warga akibat ulah Arya. Ibarat kata peribahasa -- tidak makan nangkanya tapi dapat getahnya. Tidak cuma itu, kondisi psikologi -- Pak Pollo  dan Bu Maesaroh -- begitu terpukulnya. Konon kabarnya, sampai tidak nafsu makan. Kondisi ini berbuntut pada kesehatan Pak Pollo dan Bu Maesaroh -- kondisi pisiknya rapuh -- sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun