Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Review Kuliner "Besekan" ala Kampung ketika Hajatan, Syukuran, dan Sedekahan

7 Juli 2021   16:00 Diperbarui: 7 Juli 2021   16:28 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Maaf bukan bermaksud melakukan perundungan terhadap gaya hidup atau habitus orang kampung dalam mengaktualisasikan pola hidup mereka ketika ada salah satu warga yang sedang hajatan, syukuran atau sedekahan untuk memperingati ahli warisnya yang meninggal dunia. 

Tulisan saya ini akan mereview terkait sajian kuliner "ter -- teran" atau "besekan" dan uba rampe dalam bentuk suguhan kuliner tertentu ketika hari H dari shohibul hajat  berupa "berkatan kenduri", yang diberikan kepada tetangga kanan kirinya atau saudara tedekatnya. Review ini berdasarkan pengalaman hidup saya selama menjadi warga kampung di sebuah desa, di sebelah selatan Kota Yogyakarta.

Memang benar ada yang mengatakan suguhan kuliner dari shohibul hajat dalam setiap acara yang diadakan di kampung menunjukkan tingkat ketajiran dan prestige dalam kehidupan bermasyarakat. Terkadang dalam batin saya, terlintas mengapa suguhan kuliner tertentu setiap acara di kampung selalu di versuskan, dibanding -- bandingkan antara orang kaya dan orang tidak mampu. 

Saya masih ingat kata -- kata dari para winasis yang beberapa kali sering saya dengar adalah perbuatan tabu/saru ketika membicarakan masalah makanan, apalagi ini terkait suguhan atau ter --teran yang tujuannya adalah ungkapan rasa syukur kehadhirat Allah SWT yang direalisasikan sebagai penghormatan kepada orang terdekatnya melalui makanan. Kemampuan orang itu tidak sama, berbeda -- beda antara yang satu dengan lainnya dari segi finansialnya.

Di tambah lagi karakter orang juga tidak sama, tergantung orangnya masing -- masing dalam memaknai arti bersyukur, bersedekah dan memaknai hidup sosial kemasyarakatan tidak bisa digeneralisir. 

Dan juga tergantung bagaimana sikap orang per orang dalam memberikan penghormatan kepada orang -- orang di dekatnya, para tetangganya, para saudaranya. Ada juga yang mengatakan bahwa apa -- apa yang kita suguhkan kepada orang lain berbanding lurus dengan praja (kehormatan) bagi shohibul hajat.

Ada 2 kuliner yang akan saya review karena menurut saya, kuliner ini sepertinya menjadi menu wajib ketika  ada perhelatan warga kampung punya gawe, dan di dalamnya ada kompetisi para chef  kampung dalam meramu menu kuliner yang akan diberikan kepada tetangga terdekat atau saudara terdekatnya, serta disajikan dalam satu wadah besek ( wadah yang terbuat dari anyaman bambu).

 1. Kuliner Ter -- teran atau Besek Hajatan

Sejauh yang saya tahu, bahwa kuliner ter -- teran atau besekan yang lengkap terdiri dari nasi putih, ayam goreng, ikan bandeng goreng, telur rebus, kerupuk udang, bakmi goreng yaitu bakmi kuning dan bakmi putih, sambal kentang, cap cay, oseng ati ampela, oseng tempe, dan oseng buncis telur. Terkait kelengkapan menu ini ya tergantung dari kemampuan finansial dan karakter shohibul hajat. 

Termasuk terkait besar kecilnya, berapa jumlah untuk lauknya juga tidak luput dari kemampuan finansial dan karakter shohibul hajat. 

Karena kuliner ter -- teran atau besekan punya maksud sumbangan di dalamnya, maka waktu mengasihkan kuliner ter --teran atau besekan ini, ada yang dikasih kuliner ter -- teran sebelum orang yang dimaksud menyumbang biasanya untuk acara hajatan punya gawe seperti pernikahan, ada juga yang dikasih kuliner ter -- teran setelah orang yang dimaksud menyumbang biasanya untuk sedekahan orang meninggal dunia.

2. Kuliner Berkatan Kenduri Bagi Orang meninggal Dunia 

Sejauh yang saya tahu, untuk kuliner berkatan kenduri di kampung itu ada 2 macam yaitu pertama,  kenduri untuk orang meninggal dunia yang terdiri dari peringatan sur tanah (ketika dikebumikan), peringatan 3/7 hari, peringatan 40 hari, peringatan 100 hari, peringatan 1 tahun, dan peringatan 1000 hari. Dan yang kedua, kenduri hajatan punya gawe seperti pernikahan, syukuran dapat momongan mitoni ( bayi umur 7 bulan ), syukuran brokohan (bayi lahir), syukuran sunatan bagi anak laki -- laki. 

Menu kuliner untuk berkatan kenduri untuk orang meninggal dunia sur tanah, peringatan 3/7 hari, 40 hari, 100 hari  tahun adalah sama,  kecuali untuk peringatan 1000 hari, biasanya terdiri dari nasi, nasi gurih, suwiran ayam kampung, gebingan (kelapa diiris kecil kemudian digoreng), nasi golong, tontho (parutan kelapa di buat bulatan kemudian digoreng), telur rebus, peyek kelapa tolo, peyek gereh, sambel pecel, lalapan : buncis, kubis dan timun, irisan jenggol, krecek, sayur tempe, dan tempe goreng.

Sedangkan menu kuliner berkatan kenduri untuk peringatan 1000 hari terdiri dari nasi, nasi gurih, suwiran ayam kampung , gebingan, tontho, ketan, kolak, apem, peyek kacang, pisang raja, lemper, peyek gereh, daging kambing (1 plastik), telur rebus, sambel pecel, sayur kluwih, lalapan : buncis, kubis dan timun, irisan jenggol, krecek, krupuk, sayur tempe, tempe goreng. 

3. Kuliner Berkatan Kenduri Pernikahan, Mitoni, Selapanan dan Sunatan 

Menu kuliner berkatan kenduri  untuk pernikahan, mitoni (bayi berumur 7 bulan), brokohan (saat bayi dilahirkan), selapanan (saat bayi berumur 35 hari), sunatan (khusus anak laki -- laki) isinya hampir sama terdiri dari  : nasi, sambel tempe, telur rebus, ayam goreng, bakmi, cap cay, sayur gudhangan yang terdiri bayem, wortel, buncis, bayung, kangkung, kacang panjang dan kecambah, serta bumbu gudhangan. Hanya untuk berkatan kenduri selapanan ada tambahan jajan pasar dan buah -- buahan.

Seiring berjalannya waktu untuk kuliner berkatan  kenduri untuk sedekahan bagi orang meninggal dunia, saat ini sudah mengalami modifikasi dengan mengganti menu kuliner berkatan kenduri yang semula berupa makanan matang di ganti dengan bahan makanan mentah seperti beras, telur, sarimi, kecap, minyak goreng, gula pasir, teh celup, coffemix dan lain sebagainya. 

Cuma bagi warga kampung yang masih memegang naluriah kejawen yang kuat yang mensyaratkan keharusan menyertakan nasi  gurih,  suwiran ayam kampung, kolak, ketan dan apem. Bagi warga yang punya gawe pernikahan masih ada satu lagi yaitu  jamuan makan -- makan ketika resepsi pernikahan bagi pihak pengantin putri, disinilah biasanya ada  jor -- joran menu yang dihidangkan sesuai dengan tingkat ketajiran dan prestise shohibul hajat.  

Ada yang masih menggunakan cara tradisional dengan memanfaatkan rewangan para tetangga terdekat, tetapi saat ini kebanyakan sudah menggunakan jasa catering wedding organizer.

JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun