Mohon tunggu...
jumia lely
jumia lely Mohon Tunggu... -

seseorang yang sederhana, mudah bergaul dengan siapa saja, suka menulis, suka berbagi, cinta dengan dunia pendidikan. Seorang Blogger di jumialely.com yang berjudul tidak ada kata terlambat untuk belajar Meraih mimpi tidaklah terbatas oleh umur dan Pendidikan. Tetapi Semangat dan kekuatan jiwa akan membawa pada setiap mimpi. Pendidikan tetaplah hal yang harus diperjuangkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit Menitik Tangis

11 Maret 2010   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak Belantara, Semut kecil  tertegun mendengar si mungil yang telah dewasa menyanyikan lagu iwan fals

Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi “IWAN FALS”

Raung Buldozer Gemuruh Pohon Tumbang Berpadu Dengan Jerit Isi Rimba Raya Tawa Kelakar Badut Badut Serakah Tanpa Hph Berbuat Semaunya

Lestarikan Alam Hanya Celoteh Belaka Lestarikan Alam Mengapa Tidak Dari Dulu Oh Mengapa

Oh Jelas Kami Kecewa Menatap Rimba Yang Dulu Perkasa Kini Tinggal Cerita Pengantar Lelap Si Buyung

Bencana Erosi Selalu Datang Menghantui Tanah Kering Kerontang Banjir Datang itu Pasti Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi Punah Dengan Sendirinya Akibat Rakus Manusia

Lestarikan Hutan Hanya Celoteh Belaka Lestarikan Hutan Mengapa Tidak Dari Dulu Saja

Oh Jelas Kami Kecewa Mendengar Gergaji Tak Pernah Berhenti Demi Kantong Pribadi Tak Ingat Rejeki Generasi Nanti

Sejenak Belantara dan Semut Kecil menangis, mengingat Alamnya yang telah hancur. Kemudian tersenyum melihat tangan mungil yang kini telah dewasa.

Masih banyak belantara dan semut-semut kecil  yang merindukan hijaunya tangan-tangan mungil itu. Selamatkan Bumi Teriak Mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun