Dilapangan parkir Aku berhenti sejenak. Kembali mengecek barang barang belanjaanku tadi. Takut ada yang tertinggal, atau mungkin masih ada yang belum kubeli.Â
"Sayuran plus bumbu sudah lengkap. Alat pembuat kue plus bahan juga sudah. Eh.....tapi masih ada yang kurang nih. Apa ya....mmmmm.....oh ya, menteganya belum."Â
Tapi aku malas balik lagi. Lebih baik beli ditoko sebrang saja. Sekalian jalan pulang. Pikirku. Kubayar parkir, Segera kunyalakan motor.
Aku berhenti ditoko ABI. Toko yang menjual plastik dan bahan bahan kebutuhan kue.
"Mba.....beli mentega" ucapku pada pelayan be rwajah menor itu. Seketika ia langsung menaruh gedgetnya. Menuju kotak tumpukan bahan kue
"Ini......" Dengan senyum tipis ia menyodorkan.
"Berapa ya?"
"13. 500"
***
Setelah sampai rumah, langsung eksekusi belanjaanku tadi.
Margarin
Mentega
Gula halus
Kuning telur
Keju parut
Maizena
Tepung terigu
Susu bubuk
Tak lupa selai nanas
Dah siap. Langkah pertama segera kumixer margarin dan mentega juga gula halus. Sesuai intruksi dapur cinta yang kulihat dividio YouTube. Setelah mengental seperti yang kulihat divideo itu, lalu kumasukan kuning telur. Tapi setelah kumasukan kuning telur hasilnya tidak seperti yang ada dividio itu. Lebih encer terlihat. "Kenapa ya?.....apanya yang salah?" Dan sampai adonan terakhir masih seperti itu. Adonan terlalu lembek. Tak seperti dividio itu. Alhasih setelah matang. Hasilnya tak sesuai harapan.
***
"Mana nastranya kak?"Â
"Gagal....." Jawabku dengan mimik manyun.
"Ya mana coba lihat" adik sulungku penasaran
"Nih....."
"Cicip ah".....Mmmmm......enak ko" ujar adikku
"Masa!!!!!" Kupikir ia hanya memujiku supaya aku nggak ngambek. Aku tau persis adik bujangku ini, ia selalu punya cara untuk menghargai hasil karyaku apapun itu. Walaupun kadang dengan balutan sindiran halus.
"Bisa aja lu ah!!!! Kue ancur gitu dibilang enak.Â
"Coba buka mulutnya". Satu nastar dijejal masuk kemulutku
"Enak kan......."katanya sambil mengunyah.
"Rasanya sih pas ya. Tapi terlalu lembek."
"Ga apa apa. Yang penting gua suka". Diacaknya kepalaku. Selalu begitu tingkahnya membencandaiku.
Kulihat ia mengambil ponsel. Lalu difotonya nastar buatanku.
"Maaf ya masbro.....nastar buatanku gagal. Oc....ga apa apa kakak. Asal buatnya dengan cinta. Rasanya pasti enak. Trimakasih ya sudah buatin nastarnya buat aku. Status WA nya lalu diakhiri dengan emot love.
***
Ini sudah kali keempat aku praktek bikin nastar. Sampai margarinku habis.Â
Aku masih penasaran kenapa nastarku selalu gagal. Padahal sudah berulang kali kulihat videonya. Dan aku mengikuti langkah yang sama. Tapi kenapa hasilnya tak sebaik dan sesempurna yang kulihat.Â
"Kira kira apa yang salah ya. Kenapa setiap aku masukan kuning telur selalu seperti itu. Adonan jadi encer. Tidak seperti yang divideo."batinku mikir keras
***
"Mba....beli margarin." Masih dengan pelayan yang sama. Mbak menor
"Ini mbak"Â
"Berapa?"
"13. 500"
Kupegang margarinnya. Kulihat lihat. Kuputar balik. Sepertinya tak jauh beda dengan yang kubeli beberapa hari lalu. Sampai mbaknya bengong lihat tingkahku.
"Ini merk apa?" Tanyaku penasaran
"Simas......"
"O ya....menteganya sekalian"Â
mbaknya bengong. "Ya.....ini" jawabnya
"Mba....saya beli mentega" pasang wajah mimik ketus dengan senyum sedikit maksa. Hehehehe.
"Iya inikan sudah saya ambilin" kali ini aku bengong.
"Oh....ini mentega. Lalu mana margarinnya?"
mbaknya pun tambah bengong.
"Ya.....I.....ini juga" kulihat wajanya kebingungan.
"Jadi menurut mba, mentega dan margarin itu sama?"
Tepok jidat. Pantas saja nastarku selalu gagal.
#Aray She
#For ayah Zaldy chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H