Mohon tunggu...
jumatiah231101@gmail.com
jumatiah231101@gmail.com Mohon Tunggu... Lainnya - Jumatiah

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah Konflik Agama Leluhur yang Dirasakan Saat Ini

27 Maret 2020   13:27 Diperbarui: 27 Maret 2020   13:48 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hikmah konflik agama leluhur yang dirasakan saat ini
Oleh (jumatiah)
Q.S. Ali Imran [3]: 105

"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,"

indonesia dikenal dengan negara yang memiliki banyak suku dan agama serta ras-ras dan juga budaya.sehingga banyak sekali konflik yang bisa ditimbulkan atau konflik yang bisa terjadi di negara Indonesia. Mengingat banyak konflik yang pernah terjadi di Indonesia salah satunya pada tahun 1999 korban konflik kemanusian di ambon dimana konflik  ini terjadi pada 19 januari 1999.

Sebuah video dokumentasi telah diunggah oleh  CRCS UGM dalam media youtube nya yang membahas tentang konflik Antar manusia beragama yang berdurasikan 34.36 menit yang berjudul BETA MAU JUMPA.

Koflik ini diceritakan oleh seorang perempuan yang bernama Othe  itu menceritan konflik yang bertepatan dengan hari raya idul fitri perkaranya adalah tentang cekcok uang pungutan antara pemuda yang tinggal dibatu merah dengan seorang sopir angkutan umum asal Mardika.

Konflik ini dibumbui dengan masalah Agama sehingga konflik ini terjadi antar agama. Di mana dalam konflik itu banyak sekali memakan korban, korban tewas disebut mencapai 5.000 jiwa dan setengah juta lainnya mengungsi yang merasa minoritas terpaksa angkat kaki dari kampung halamanya masing-masing, muslim meninggalkan ttetangganya yang Kristen dan demikian pula sebaliknya.

Sebelum konflik kampung Batu Merah dalam dihuni mayoritas muslim mereka hidup bedampingan dengan warga lain yang berbeda agama. Dulu disana kehidupan mereka persaudaraan mereka sangant erat tapi seja terjadi konfflik semua hanya tinggal kenangan.

Semua warga Kristen mulai hidup dipengungsian dan tidak ada yang berani keluar karena jika salah jalan maka akan berakhir dengan kematian, namun didorong rasa rindu kepada tetangganya yang berda di Batu Merah Dalam Othe menyampaikan beberapa ide kepada beberapa perempuan dipengungsian sebuah ide yang cukup menakutkan bagi sebagian orang. Ide yang dibuat ialah sebuah ide untuk berkumpul dan berlebaran di Batu Merah dan mereka disambut baik oleh tetangga Othe dibatu Merah.

Sejak saat itulah tidak ada hambatan lagi bagi mereka untuk berkkunjung kekampung tetangga. Sebagai bagian dari resolusi konflik pemerintah menawarkan beberapa opsi bagi para pengungsi kembali ke tempat asal atau relokasi. Karena alasan keamamanan para pengungsi cenderu memilih relokasi dimana alasan mereka jaminan keaman diperolah oleh pemilik identitas yang sama.

Menurut Eklin Pasca konflik itu segregasi wilayah itu dimaluku semakin kuat segregasi wilayah itu berdampak pada segregasi pemikiran.
Setelah mereda konflik yang mereka alami mereka mulai bangkit untuk membangun kembali nilai persaudaraan mereka. Dengan berpisah-pisahnya kampung mereka tidak membuat mereka saling membenci.

Mereka menyadari kita adalah saudara tidak ada yang bisa mengubah wujud saudra meskipun itu agama karena saudara adalah rasa saling ingin menjaga saling menghormati sebagai nilai keanusiaaan yang ada di hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun