Mohon tunggu...
Jumarni
Jumarni Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Manusia Dhaif

Selesaikan Urusan Allah, Allah akan selesaikan segala urusanmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kader Dakwah dan Manajemen Emosi

27 Mei 2020   23:46 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:19 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari belajar dari larinya keadaan dimana kader memilih ke harokah lain karena ketidaknyamanan, ketidakayoman para pengurusnya.

Mari belajar dari kondisi dimana kader yang memilih untuk mundur tanpa berita, berhenti dari peredaran yang katanya kumpulan para perindu surga.

Mari belajar dari qiyadah yang pergi tanpa mengingat prioritas tanggungjawab karena ketidakharmonisan para partner membersamainya.

Dan mari belajar dari mereka yang pasca kepengurusan tak merindukan perjuangan ini, yang jangankan merindu mengingatnya saja pun tak mau.

Karena ego, emosi, tendensi ketidaknyamanan bisa jadi membuat kita tak bersama meraih surga, justru malah menyesatkan karena menurut hawa nafsu amarah. Dan bisa jadi karena hal krusial inilah yang menjadi asbab dari pepatah 

"berteman akrab didunia, dan bermusuhan diakhirat"  

dan jika dispesifikasi lagi pada ayat berikut: 

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku." Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia." (QS. Al-Furqan: 27-29).

Tulisan ini bagian dari efek keresahan dengan  kondisi yang ada. Diharapkan berhujung kepada cinta akan Allah, Rasulullah dan dakwah. Sehingga dapat menjadikan pengingat untuk saya, dan pembaca semata-mata karena rasa cinta dan mengharap ridhoNya dan memperbaiki apa yang semestinya untuk diperbaiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun