Bahar Malaka juga mengeluhkan fasilitas berkesenian untuk para seniman. Dia merasa miris di Kota Cimahi ini belum ada gedung kesenian yang representatif untuk memajang karya para seniman sehingga karya mereka bisa dinikmati oleh anak-anak dan cucu di masa mendatang.
"Gedung kesenian itu memang sangat diperlukan di salah satu kota. Kenapa? Karena itu akan menjadi sebuah cerminan daripada kreativitas dari masyarakat seni di kota tersebut.Â
Yang terpenting, tolong kepada pemerintahan kota atau yang terkait, dipikirkan lebih jauh dan matang. Bukan kami yang saat ini sudah menjadi praktisi atau pelaku seni, karena kami sudah terbiasa melakukannya dimanapun, baik di Jawa Barat, di kota lain, di luar Jawa ataupun mungkin di luar negeri. Tapi yang menjadi miris itu untuk generasi yang akan datang, seperti anak-anak kita, cucu-cucu kita.Â
"Perbandingan dengan kota-kota tentangga, pada umumnya mereka sudah memiliki gedung kesenian sendiri yang layak dan reresentatif untuk membuat sebuah even lokal maupun even nasional.Â
Sementara di Cimahi ini sudah didengung-dengungkan sejak jauh hari akan dibangun gedung kesenian. Namun, sampai saaat ini geliatnya belum nampak," pungkas Bahar Malaka dengan nada prihatin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H