Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seniman Cimahi Tetap Berkarya di Tengah Badai Corona

21 Juli 2020   12:09 Diperbarui: 22 Juli 2020   03:24 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Dedi Supriyadi sedang melukis di Plaza Taman Rakyat Pemkot Cimahi

Bahar Malaka terlihat serius menumpahkan tube catnya ke atas kanvas.
Bahar Malaka terlihat serius menumpahkan tube catnya ke atas kanvas.

Bahar Malaka juga mengeluhkan fasilitas berkesenian untuk para seniman. Dia merasa miris di Kota Cimahi ini belum ada gedung kesenian yang representatif untuk memajang karya para seniman sehingga karya mereka bisa dinikmati oleh anak-anak dan cucu di masa mendatang.

"Gedung kesenian itu memang sangat diperlukan di salah satu kota. Kenapa? Karena itu akan menjadi sebuah cerminan daripada kreativitas dari masyarakat seni di kota tersebut. 

Yang terpenting, tolong kepada pemerintahan kota atau yang terkait, dipikirkan lebih jauh dan matang. Bukan kami yang saat ini sudah menjadi praktisi atau pelaku seni, karena kami sudah terbiasa melakukannya dimanapun, baik di Jawa Barat, di kota lain, di luar Jawa ataupun mungkin di luar negeri. Tapi yang menjadi miris itu untuk generasi yang akan datang, seperti anak-anak kita, cucu-cucu kita. 

"Perbandingan dengan kota-kota tentangga, pada umumnya mereka sudah memiliki gedung kesenian sendiri yang layak dan reresentatif untuk membuat sebuah even lokal maupun even nasional. 

Sementara di Cimahi ini sudah didengung-dengungkan sejak jauh hari akan dibangun gedung kesenian. Namun, sampai saaat ini geliatnya belum nampak," pungkas Bahar Malaka dengan nada prihatin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun