Hampir setiap minggu Dadang mendapat tugas luar kota untuk mengaudit keuangan beberapa anak perusahaannya. Seandainya ia suatu saat memiliki istri simpanan, rasanya aman-aman saja. Saat keluar kota bisa saja ia sambil menjenguk simpananya itu. Bahkan, bisa saja ia justru pura-pura tugas luar kota, padahal cuma ingin melampiaskan syahwatnya semata. Istrinya tidak akan curiga, sebab hal ini sudah rutin dilakukannya.
"Malem juga Abang cakep. Maaf aku baru OL nih," balas Wati lima belas menit kemudian.
"Lagi sibuk apa say? Dari tadi Abang tungguin ...."
"Biasa aja Bang. Wati tadi habis dari rumah tetangga, ada yang sakit"
"Oh, sakit apa?"
"Panas Bang. Kayaknya gejela DB.Sudah tiga hari panasnya gak turun-turun."
"Coba kasih tahu untuk minum jus jambu batu. Kalau mau coba yang ekstrim, bisa juga makan rebusan cacing tanah. Biasanya cepat untuk membantu proses penyembuhannya"
"Iya Bang, terima kasih sarannya. Nanti Wati kasih tau ke mereka."
Begitulah salah satu percakapan sederhana yang biasa terjalin antara Dadang dan Wati. Keduanya juga sudah merasa akrab dan cocok. Sudah lama sebenarnya Wati menunggu keseriusan Dadang untuk melamarnya. Namun, Dadang selalu berdalih sibuk dan belum ada waktu untuk menjenguknya.
Hubungan Dadang dan janda muda tanpa anak berusia 35 tahun yang ditinggal mati suaminya itu sudah berlangsung selama tujuh bulan. Mungkin karena profesi Wati sebagai perias pengantin yang sibuk dan sering bepergian, sehingga komunikasi mereka agak jarang. Meskipun demikian, kalau sudah chating di WA, bisa berjam-jam lamanya. Bahkan, sampai mereka berdua terkantuk-kantuk.
Wanita ketiga selingkuhan Dadang adalah Rosa. Wanita asal Indramayu yang menetap di kota hujan, Bogor, ini masih berstatus istri orang. Dia mengaku sedang proses cerai dengan suaminya yang ketahuan selingkuh dengan teman sekantornya. Mereka masih serumah, tapi sudah pisah ranjang. Rencana rumah yang mereka tempati akan segera dijual kalau mereka sudah berpisah.