"Belumlah Mas. Aku kan dari tadi nungguin chat dari Mas."
"Ah, yang bener nih?"
"Untuk apa aku bohong sih Mas ...."
Percakapan kedua insan yang sedang dilanda syahwat itu terus berlanjut. Keduanya asyik masyuk. Pokoknya dunia ini seakan-akan hanya milik mereka berdua. Biasanya obrolan keduanya berlangsung sampai larut malam. Bahkan, tidak jarang sampai dini hari.
Teman chating Dadang tersebut bernama Neneng, seorang wanita muda asal Subang, Jawa Barat yang mengaku baru berusia 29 tahun. Dia sudah tiga tahun menjanda karena bercerai dengan mantan suaminya yang ringan tangan dan pencemburu. Pernikahan ia dan suaminya hanya bertahan lima tahun dan meninggalkan jejak dua orang anak. Si sulung baru sekolah kelas 1 Sekolah Dasar (SD), sedangkan si bungsu masih duduk di sekolah Taman Kanak-kanak (TK).
Neneng mengaku kalau sehari-harinya ia bekerja sebagai penjual lotek -- makanan khas Sunda yang terdiri dari sayuran masak berbumbu pecal. Kebetulan rumahnya tak jauh dari sebuah sekolahan yang ramai. Pelanggannya cukup banyak. Selain para guru, juga orang-orang kantor yang ada dilingkungan tempat tinggalnya.
Hubungan asmara Dadang dan Neneng melalui medsos ini sudah berlangsung cukup lama. Sekitar setahun mereka berteman tapi mesra alias selingkuh. Namun, selama ini mereka belum pernah bertemu langsung, kecuali via inbox di Facebook atau japri di WhatsApp  (WA). Keduanya sudah sering berkomunikasi dan merasa cocok. Neneg menunggu keseriusan Dadang untuk segera menikahinya.
Selain Neneng, masih ada lagi wanita single yang sering dikencani Dadang. Namanya Wati, seorang janda tanpa anak yang tinggal di Malang - Jawa Timur. Meskipun tidak sesering Neneng, tapi hubungan keduanya juga cukup dekat.
"Malem sayang ....,"sapa Dadang suatu malam dengan mesra, membuka percakapan di saluran pribadi via WA.
Percakapan tersebut belum dibaca Wati. Kesempatan ini biasanya dimanfaatkan Dadang untuk berkomunikasi dengan wanita selingkuhan lainnya. Kalau ada balasan, maka Dadang akan melayani percakapan keduanya secara bergantian. Ah, Dadang memang pandai memainkan perannya sebagai Don Juan.
Lelaki yang sehari-harinya bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta ini termasuk ramah. Kulitnya putih dan tinggi tubuhnya sekitar 165 Cm, tidak terlampau tinggi untuk ukuran lelaki. Namun, posturnya terlihat atletis dan bugar karena ia sering fitnes sejak muda. Wajahnya bulat dan bermata agak sipit. Rambutnya lurus,  tidak begitu panjang, sedangkan warna rambutnya sudah mulai  memutih. Maklum, usianya sudah memasuki kepala lima.