Lambat laun saya mulai diundang oleh lembaga lain untuk sharing ilmu menulis. Saya terima tantangan itu sambil terus belajar. Saya tak pernah menerapkan tarip saat diundang. Ada yang mau mengundang pun saya sudah bersyukur. Senang rasanya bisa berbagi ilmu kepada orang lain, meskipun ilmu saya masih jauh dari sempurna.
Usai mengajar, saat pamit akan pulang, sebuah amplop diselipkan oleh panitia di tangan saya saat bersalaman. Tentu saja saya tidak menolaknya, karena itu adalah rezeki yang halal. Toh saya juga tidak memintanya.
Sampai di rumah, amplop saya buka. Ternyata isinya Rp 50.000. Alhamdulillah, saya bersyukur dapat rezeki. Walau nilainya tidak seberapa, tapi hal ini membuat semangat saya menulis semakin meningkat.
Lama-lama semakin banyak tawaran untuk mengisi acara pelatihan menulis yang datang menghampiri. Mulai dari kalangan sekolah, kampus perguruan tinggi, sampai kembaga pemerintah. Â Bentuk acaranya pun beragam, seperti seminar, diskusi panel, takshow, atau dalam bentuk workshop.
Sejalan dengan itu, honor saya pun meningkat. Semua berjalan secara alami, tanpa saya pasang tarif sendiri. Sejak honor Rp 50.000 sekali acara sampai nilainya jutaan rupiah. Tuhan memang Maha Adil dan rezeki tak akan tertukar.
Akhirnya saya memutuskan untuk menekuni hobi menulis secara serius dan lebih profesional. Pekerjaan lama saya sebagai konsultan sistem informasi saya tinggalkan dan fokus cari penghasilan dari hobi saya menulis.
Kini, sudah puluhan buku karya saya yang terbit di penerbit mayor. Beberapa di antaranya best seller.Â
Saya juga tidak cuma mengharapkan royalti dari buku yang terbit di penerbit mayor, tetapi juga mencari uang dari menjual jasa sebagai ghoswriter, co-writer, dan trainer kepenulisan.
Semoga bermanfaat dan salam pena kreatif.
***Â