Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dari Sopir Ojol Saya Jadi Tahu Hal-hal Unik di Eropa

30 Desember 2019   21:45 Diperbarui: 30 Desember 2019   23:49 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi mengamplas kursi stadion (sumber foto: https://bolastylo.bolasport.com)

Semula obrolan ini saya anggap obrolan biasa saja. Namun, setelah beberapa menit ngobrol, banyak hal menarik yang saya ketahui. Naluri jurnalis saya pun muncul. Tiba-tiba saya jadi tertarik mewawancarainya, tanpa pengemudi itu tahu kalau dirinya sedang menjadi objek wawancara untuk bahan tulisan ini.

Pengalaman Menarik Kerja di Eropa

Pengemudi ojol ini pernah bekerja selama dua minggu di sebuah perkebunan apel sebagai buruh dengan pekerjaan memetik buah apel.

Menurutnya, saat panen tiba biasanya pemilik kebun akan mencari tenaga harian lepas untuk memetik apel di kebunnya. Jangan disamakan dengan pekerjaan memetik buah di Indonesia yang biasanya asal petik saja, di sana berbeda.

Buah yang dipetik harus sesuai dengan ukuran tertentu. Jika belum memenuhi ukuran yang sudah ditentukan, maka buah tersebut tidak boleh dipetik. 

Jika kebetulan buah apel yang dipetik terjatuh tanpa sengaja, maka buah tersebut harus dibuang dan menjadi sampah. Buah yang jatuh dianggap barang afkiran, tidak boleh dijual. Jadi kualitas buah benar-benar dijaga dengan baik agar konsumen puas. 

Upah bekerja sebagai pemetik buah apel bukan dibayar harian atau per jam, melainkan dibayar berdasarkan banyaknya buah yang berhasil kita petik. Hitungannya per 10 Kg dibayar 6 Euro (kurs saat ini: 1 Euro = Rp 15.574,22) atau setara dengan Rp 93.445,32.

Sehari dia bisa memetik antara 30-50 Kg. Jadi penghasilannya antara Rp 280.335,96 sampai Rp 467.226,6. Sungguh besar upahnya jika dibandingkan dengan bekerja di indonesia.

Pengalaman lainnya pengemudi ini bekerja di stadion sepak bola milik klub asal Belanda, Ajax, di Amsterdam. Johan Cruyff Arena, yang dulu bernama Amsterdam Arena.

Saat itu dia bekerja karena, kebetulan, diajak pamannya yang sedang mendapat proyek pengerjaan mengecat stadion tersebut.

Sang pengemudi ojol ini mendapat tugas mengamplas kursi yang terbuat dari bahan fiber, sedangkan bagian mengecatnya oleh orang lain. Jadi setiap orang sudah memiliki pembagian tugasnya sendiri-sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun