Jika Anda memilih opsi kedua, sebaiknya berhati-hati, sebab perahu akan melewati beberapa lorong di bawah jembatan yang posisinya mepet dengan atap perahu. Oleh sebab itu Anda harus sering melihat ke depan agar mengetahui posisi pergerakan perahu dan situasi yang ada di depannya.
Selama perjalanan kita akan bertemu beberapa perahu lain yang melintas di Sungai Martapura ini. Kita juga bisa melihat kehidupan masyarakat setempat yang masih mengandalkan air sungai sebagai tempat mencuci, mandi, dan bahkan buang air besar.
Jangan lupa abadikan pemandangan di sekitar dengan kamera sebagai kenang-kenangan. Jika Anda suka menulis, kisah perjalanan Anda selama liburan bisa juga ditulis dan diposting ke blog pribadi agar menjadi rujukan pembaca yang ingin berwisata ke tempat ini. Â
Setelah melakukan perjalanan sekitar 40-60 menit, Anda akan sampai di Sungai Barito yang begitu luas. Tidak jauh dari sini terlihat Pulau Kembang yang menjadi tujuan perjalanan wisata ini. Beberapa penduduk lokal terlihat berdiri di tepian dermaga. Mereka ikut menyambut kedatangan pengunjung sambil membawa sebuah tongkat.Â
Ternyata tongkat tersebut merupakan alat untuk menghalau monyet yang ada di sini. Jika Anda takut, bisa minta bantuan masyarakat tersebut yang akan memandu keliling lokasi wisata yang berupa hutan.
Ternyata tarif masuk ke Pulau Kembang ini bervasiasi, tergantung siapa yang berkunjungnya dan kapan waktu berkunjungnya. Kalau wisatawan lokal pada hari biasa (hari kerja) dikenakan tarif Rp 5.000 per orang, sedangkan wisatawan mancanegara Rp 100.000 per orang.