Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makna Merdeka bagi Seorang Penulis

17 Agustus 2019   10:40 Diperbarui: 17 Agustus 2019   10:54 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang penulis yang bekerja kantoran, maka konsekuensinya harus mengikuti aturan yang dibuat oleh perusahaan. Dia tidak bebas menulis semaunya, melainkan harus sesuai dengan  perintah atasannya. Tidak heran kalau suatu saat bisa saja menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan passion-nya.

2. Bebas Menerbitkan Tulisan Sendiri

Saya merdeka mau menerbitkan tulisan dimana saja. Saya bisa menerbitkan tulisan di blog pribadi saya atau mengirimkannya ke penerbit. Saya tidak khawatir harus dikejar deadline. 

Tentu hal tersebut sangat berbeda dengan penulis yang bekerja kantoran. Dia tidak boleh menerbitkan tulisannya di tempat lain, karena dirinya sudah digaji atau dibayar khusus untuk menulis topik tertentu di kantornya.

3. Bebas Membuat Komunitas

Saya merdeka untuk membuat komunitas sendiri, tanpa harus masuk ke komunitas lain yang sudah lebih dulu eksis. Misalnya saat ini saya sudah membuat sebuah grup kepenulisan yang sudah bertumbuh dengan pesat. 

Nama grup tersebut adalah Komunitas Penulis Kreatif atau biasa disebut KPKers. Komunitas ini sudah mempunyai cabang di luar negeri, di antaranya Malaysia, Hongkong, Taiwan, Jerman, dan Timor Leste.

Kalau saya ikut atau masuk menjadi anggota sebuah grup kepenulisan, maka saya tidak boleh membuat aturan sendiri. Saya harus mengikuti aturan yang ada. Oleh sebab itu saya membuatnya sendiri, sehingga saya merdeka membuat aturan sesuai dengan keinginan saya sekaligus memberi warna pada komunitas tersebut.

4. Bebas Menentukan Profesi

Saya merdeka menentukan, apakah kemampuan saya menulis mau saya jadikan sebagai Penulis Amatir (freelance) atau sebagai Penulis Profesional. Lantas apa beda keduanya? 

Kalau penulis freelance, maka pekerjaan menulis hanya dilakukan sekadar hobi. Menulis bukan pekerjaan satu-satunya dan utama, melainkan hanya pekerjaan sampingan. Biasanya penulis semacam ini sudah punya pekerjaan lain yang dijadikan sebagai pekerjaan utamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun