Sebagai orang kampung, jarang sekali keluarganya makan daging. Kalau mau makan daging, biasanya saat lebaran. Itupun dengan memotong ayam peliharannya sendiri atau makan saat ada undangan pesta pernikahan atau sunatan di tempat tetangganya. Jadi, makanan sehari-harinya biasanya cuma sayur-sayuran, sambal atau ikan asin. Paling sekali-kali makan ikan kalau kebetulan ada anggota keluarga yang pergi memancing atau menjala ikan di sungai.
SUKSES MENJADI PERWIRA TINGGI POLISI
Setamat SMAN, Rasyd mencoba keberuntungannya mendaftar jadi perwira polisi dengan mengikuti tes masuk AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) Â Â saat ini AKPOL. Semua tahapan tes dilaluinya dengan penuh semangat. Akhirnya dia berhasil menjadi satu-satunya calon taruna AKABRI bagian kepolisian yang lolos mewakili Provinsi Lampung.
Semua keluarga besar Rasyd sangat bangga atas prestasinya. Betapa tidak, seorang anak kampung bisa berhasil lolos masuk AKABRI bagian kepolisian mengalahkan kandidat lainnya yang jumlahnya ribuan orang. Apalagi pesaing-pesaingnya kebanyakan bukan berasal dari keluarga biasa. Banyak anak pejabat dan anak pengusaha dari kota yang ikut bersaing dengannya. Â Â
Usai dilantik sebagai perwira pertama dengan pangkat Letnan Dua di istana negara, Rasyid mendapat tugas pertamanya di sebuah kota kecil di Kalimantan Barat. Lokasinya jauh dari kota dan berbatasan dengan Serawak, Malaysia. Oleh sebab itu sejak bertugas di sana, dia jarang pulang ke kampungnya di Sumatera. Bukannya tidak rindu dengan orangtuanya, melainkan pertimbangan biayanya yang relatif mahal.
Setelah menjadi polisi, kehidupan alumni SMAN 1 Kotabumi ini masih susah dan belum banyak berubah. Sebagai salah seorang anak yang dianggap sukses, orangtua Rasyid menitipkan adik-adiknya untuk diasuh olehnya. Semua diterimanya dengan ihlas sebagai wujud pengabdiannya kepada kedua orangtuanya. Sampai berpangkat Kapten   sekarang Ajun Komisaris Polisi (AKP), dia masih bertugas di Kalimantan Barat. Dia mengaku baru pertama kali bisa punya mobil saat berpangkat mayor   sekarang Komisaris Polisi (Kompol).
Karir pria berdarah Ogan ini secara perlahan terus naik. Beberapa jabatan strategis seperti jabatan kepala kesatuan pernah disandangnya, mulai dari Kapolsek, Kapolres, Kapoltabes, Kapolwil, sampai Kapolda. Pada 2004 Rasyid mendapat promosi menduduki jabatan Kapolda Lampung dengan pangkat Brigadir Jenderal. Tentu ini sebuah kehormatan dan kebanggan tersendiri bagi dirinya dan keluarga besarnya. Akhirnya anak kampung yang dulu sempat tidak diperhitungkan oleh teman-temannya itu berhasil menjadi seorang jenderal dan menjadi orang nomor satu di jajaran kepolisian di daerah kelahirannya. Â
Setahun setelah menjabat sebagai Kapolda Lampung, pada Oktober 2005 posisi Rasyid bergeser menjadi Perwira Tinggi Mabes Polri di Jakarta. Beberapa jabatan lain yang pernah disandangnya diantaranya sebagai Direktur Jianbang Sespim Polri dan terakhir sebagai Tenaga Ahli Profesional Bidang Hukum dan Ham dengan pangkat terakhir Irjen Pol (perwira tinggi bintang dua).
Kini pria ramah yang suka makan gulai "Pindang Baung" ini berniat untuk kembali berkiprah di kampung halamannya. Rasyid berniat memajukan daerah kelahirannya melalui parlemen dengan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI daerah pemilihan Lampung 2. Semoga niat baik salah seorang putra terbaik Lampung ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Â Â
 ***