Menulis dan melukis adalah aktivitas manusia yang memerlukan kerja tangan dan pikiran. Kerja tangan artinya diperlukan sebuah keterampilan, sedangkan kerja pikiran artinya diperlukan sebuah ide kreatif. Jika keduanya dipadukan, maka penulis dan pelukisnya bisa melejit menjadi seorang penulis atau pelukis yang ternama.
Selama ini banyak penulis dan pelukis yang kurang memahami makna kreativitas dalam karya mereka.
Akibatnya, mereka terjebak dengan pekerjaan rutinitas yang terkadang membuat mereka bosan. Bisa ditebak, karya mereka pasaran dan banyak dilakukan oleh penulis dan pelukis lainnya.
Akibatnya lagi, mereka harus bersaing keras untuk bisa muncul kepermukaan sebagai orang yang namanya diperhitungkan.
Berbicara tentang kreativitas, maka kita harus menggali makna kata tersebut terlebih dahulu. Menurut KBBI, kata 'kreativitas' Â mengandung makna: 1 kemampuan untuk mencipta; daya cipta; 2 perihal berkreasi; kekreatifan. Berdasarkan makna tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peran pikiran didalamnya yaitu 'mencipta' atau 'daya cipta'.Â
Mengapa kita perlu kreatif?
Seorang penulis dan pelukis yang melakukan aktivitasnya secara kreatif cenderung lebih menonjol dibandingkan dengan teman-teman mereka yang seprofesi.
Jika mereka bekerja tidak kreatif, maka hasil karya mereka menjadi biasa-biasa saja. Tidak ada hal yang istimewa, sehingga tidak heran kalau masyarakat kurang mengenalnya.
Sebaiknya, jika mereka kreatif, maka karya mereka terlihat berbeda. Hal ini tentu sudah membuat perhatian masyarakat. Apalagi kalau ditunjang dengan keterampilan (skill) sesuai dengan bidangnya, maka karya mereka lebih mudah dikenal masyarakat.
Saya ambil contoh perbedaan kerja kreatif dan kerja tidak kreatif. Misalnya ada dua orang penulis yang menulis tentang profil seseorang pengusaha sukses.
Penulis pertama menulis kisah tokoh lengkap, dengan cerita masa lalunya yang pernah kandas dalam membangun usahanya.
Dijelaskan juga perjuangan sang tokoh dalam upaya untuk kembali bangkit dari keterpurukannya, pandangan hidupnya, kiat-kiat suksesnya.
Selain itu juga dilengkapi dengan foto-foto pendukung dan testimoni dari teman sejawatnya.
Sementara itu penulis kedua hanya mengangkat dari sisi sukses sang pengusaha, seperti pencapaiannya sekarang dari sisi materi, gaya hidupnya, dan kegiatannya sehari-hari. Cara menulis seperti ini cenderung lebih mudah, karena kurang ada pendalaman dalam menggali sisi lain sang tokoh. Waktu yang diperlukan untuk menulisnya juga relatif lebih cepat.Â
Namun, ketika kita browsing di internet dan mencari tulisan yang membahas kehidupannya, terlalu banyak penulis yang membahas topik yang sama. Akibatnya tulisan terasa hambar dan terkesan biasa. Berbeda dengan tulisan yang dibuat oleh penulis kreatif.
Hal yang sama juga berlaku untuk pelukis. Seorang seniman yang kreatif cenderung berpotensi menjadi orang terkenal dan sukses. Pelukis yang berkarya dengan kreatif tidak akan melukis secara asal-asalan.Â
Setiap karya yang akan dibuatnya selalu dipikirkannya terlebih dahulu. Selalu ada konsep yang matang dan pesan yang jelas serta terukur dalam setiap karya yang akan dirilisnya. Meskipun nanti proses penciptaan karyanya cenderung lebih lama, tetapi hasilnya sesuai dengan penggarapannya.
Pelukis kreatif tidak mau melukis sesuatu yang sama dengan karya orang lain. Dia selalu mencari sesuatu yang baru dan berbeda. Setiap karyanya selalu memiliki ciri khas dan tidak latah ikut-ikutan gaya melukis seniman lainnya.
Tidak heran kalau karyanya akan menonjol dan unik, sehingga kolektor sulit mencari pembandingnya. Kalaupun nantinya harga yang ditawarkan sang pelukis lebih mahal dari lukisan biasa, kolektor atau pecinta seni sangat berpotensi membeli lukisannya.
Berbeda dengan pelukis yang kurang kreatif dan berkarya secara monoton. Lukisan satu dengan lukisan lainnya selalu mirip dengan karya orang lain, baik dari sisi objek yang dilukis maupun dari sisi teknik melukisnya.Â
Kolektor yang melihatnya pun tidak merasa ada sesuatu yang istimewa dari karya pelukis tersebut. Akibatnya lukisan karyanya teronggok lama di galeri atau di rumahnya sendiri, tidak laku dan sepi pembeli.
Kalau sudah begini, jangan salahkan pecinta seni yang tidak mau mengoleksi, tapi lebih baik intropeksi diri. Â Â Â Â
Kreativitas melahirkan keunggulan
Salah satu manfaat bekerja kreatif adalah keunggulan dalam berkompetisi. Kreativitas bukan sekadar menciptakan sesuatu, tetapi melahirkan sebuah karya  bermutu yang bisa dipertanggungjawabkan keasliannya.
Menciptakan sesuatu memang tidak harus selalu baru, tetapi pekerjaan yang dilahirkan dari hasil meniru biasanya tidak terlalu istimewa dan tidak bertahan lama.Â
Namun, bagi para penulis dan pelukis yang ingin maju dan dikenal banyak orang, menciptakan sesuatu yang baru merupakan sebuah tantangan baginya untuk menapak level yang lebih tinggi dalam strata sosial kehidupannya.
Melakukan kerja kreatif itu seru. Kita selalu diajak berpikir dan mencari sisi lain yang tidak biasa. Kerja otak semakin keras, membuat otak menjadi semakin cerdas. Selalu mencari jalan keluar terhadap masalah yang ada dalam pikiran.
Jika tidak bisa cara satu, maka dilakukan alternatif lainnya. Selalu muncul pilihan yang membuat kita mendapatkan sisi terbaik ketika membuat sebuah keputusan.
Saat penulis dan pelukis tertentu melakukan kerja seninya secara kreatif, itu artinya mereka sedang menciptakan keunggulan dalam berkompetisi. Mengapa dikatakan seperti itu? Hidup ini selalu dihadapkan dengan kompetisi.Â
Bahkan, sejak dalam kandungan, kita sudah menang dalam berkompetisi mengalahkan calon bibit manusia lainnya. Begitu pula ketika sudah lahir ke dunia ini.
Oleh sebab itu kita perlu memiliki nilai tambah agar selalu berpeluang menjadi orang yang unggul. Salah satunya adalah bekerja secara kreatif.
Jadilah penulis dan pelukis kreatif, jangan jadi orang biasa, maka sejarah hidupmu akan terpatri sebagai orang yang punya arti di dunia ini.
Salam pena kreatif
J. Haryadi
Penulis, trainer, dan motivatorÂ
 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI