Sejak itu Abubakar sering datang ke tempat kos Elin. Biasanya beliau tidak sendiri, melainkan datang bersama teman-temannya. Mereka lalu mengobrol dan bersenda gurau bersama. Semuanya terasa mengasyikkan. Namun menurut wanita yang hobi memasak ini, saat itu dirinya tidak tahu siapa sebenarnya di antara seniornya itu yang suka padanya.
“Saat itu Pak Abu datang bersama teman-temannya, sedangkan saya juga ditemani dengan teman-teman kos juga. Jadi Saya juga bingung, tidak tahu siapa suka dengan siapa. Pokoknya jalani saja apa adanya,” jelas penggemar sayur lodeh, ayam goreng dan karedok ini mengenang masa lalunya.
Uniknya hubungan antara Abubakar dan Elin berjalan seperti air mengalir, apa adanya. Keduanya tidak pernah menyatakan perasaan cintanya secara formal. Elin mengaku kalau selama mereka berkenalan, Abubakar tidak pernah “menembak”nya dan menyatakan “I love you”. Bahkan kalau ditanyakan siapa yang duluan jatuh cinta? Istri Bupati Bandung Barat ini dengan tersenyum mengatakan,”Sepertinya Pak Abu yang duluan jatuh cinta”.
Hubungan asmara Elin dan Abubakar saat itu berjalan apa adanya. Meskipun tanpa ada ikrar yang terucap, tetapi tatapan mata dan perasaan batin mereka tidak bisa dikelabui, kalau sebenarnya mereka saling tertarik satu sama lainnya. Hal tersebut juga bisa dilihat dari intensitas pertemuan mereka yang semakin sering terjadi. Kadang mereka bertemu di tempat kos, atau sekali-kali bertemu di luar untuk sekedar makan atau jajan bersama.
Sosok Abubakar di mata Elin saat itu merupakan sosok pria yang perhatian dan penuh tanggung jawab. Beliau juga dikenal sebagai mahasiswa senior yang ramah dan peduli terhadap juniornya. Sama sekali tidak terkesan sombong, apalagi galak, sehingga ada beberapa teman wanita beliau yang suka padanya. Namun bupati pertama Bandung Barat tersebut justru tidak memperdulikan mereka. Perhatian Abubakar justru tetap fokus ke dirinya. Hal inilah yang membuat hati Elin semakin tertarik dan jatuh cinta padanya.
Sementara itu banyak juga teman-teman mahasiswa APDN seangkatan Elin yang menaruh hati padanya. Namun tampaknya mereka enggan bersaing dengan Abubakar, karena mereka sangat segan dan menghormati seniornya tersebut.
Perkenalan Elin Suharliah dengan Abubakar membuat benih-benih cinta mereka berdua mengalir begitu deras. Masa-masa indah merajut asmara akhirnya berujung dipelaminan. Pada 18 Desember 1977, akhirnya beliau dinikahi Abubakar yang saat itu sudah bekerja sebagai ajudan Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi.
Acara akad nikah dan resepsi dilaksanakan di rumah orangtua Elin di Sumedang. Kemudian dilanjutkan dengan acara syukuran yang dilaksanakan di Gedung Pakuan – rumah dinas Gubernur Jawa Barat - sebagai hadiah istimewa dari Gubernur Jawa Barat.
Hasil dari pernikahan tersebut, pasangan Elin dan Abubakar dikaruniai 3 orang anak yaitu 1 perempuan dan 2 laki-laki, serta 6 orang cucu. Anak pertamanya yaitu Hj. Alia Kadarsih Abubakar yang lahir pada 21 Agustus 1978. Putri pertama ini merupakan sarjana apoteker lulusan Farmasi ITB dan sekarang sudah bekerja sebagai PNS di Badan POM Jawa Barat.
Alia kini telah menikah pada tanggal 14 Maret 2004 di Bandung dengan Zainal Mutaqqin, S.T. - karyawan perusahaan kereta api. Pernikahan Alia dan Zainal menghasilkan 3 orang keturunan, yaitu Aleria Slam Afina (lahir 25 Mei 2005), Moch. Rashif Majayu (lahir 22 MEI 2007), dan Amira Calysta Ramadani (lahir 4 September 2008).
Putra ke-2 dan ke-3 pasangan Elin dan Abubakar adalah anak laki-laki kembar, yaitu masing-masing bernama Aulia Hasan Sumantri dan Aulia Husen Subagja. Keduanya lahir pada 17 Januari 1981. Hasan Sumantri merupakan sarjana perhotelan yang telah bekerja sebagai karyawan Bank Jabar Banten (BJB) dan kini juga sudah menikah dengan Paramitha pada 6 Maret 2011 di Bandung. Hasil pernikahannya membuahkan hasil berupa 2 orang anak yang lucu-lucu, masing-masing bernama Athar Fattah Pratama (lahir 7 Januari 2012) dan Azfar Faris Prakasa (lahir 12 Desember 2014).