Pada 1996, bertempat di Jakarta, Deddy resmi memproklamirkan berdirinya PT Demi Gisela Citra Sinema, sebuah Production House miliknya. Nama Gisela diambil dari nama istrinya sendiri, sebagai wujud kecintaanya terhadap wanita yang kini menjadi pendamping hidupnya tersebut.
Tentu saja mendirikan sebuah perusahaan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Berbagai kendala sempat ditemuinya, tetapi semua itu tidak menyurutkan niatnya untuk ikut berperan serta mengembangkan dunia perfilman di Indonesia. Deddy yakin kalau film merupakan salah satu media yang sangat efektif untuk mempengaruhi cara berpikir banyak orang.
Demi mengenang masa kecilnya yang sarat dengan kehidupan religius, akhirnya Deddy mendapat hidayah untuk memprodukti film bernuansa religi. Dia ingin memanfaatkan perusahaannya sebagai sarana untuk mencari nafkah sekaligus sebagai ladang dakwah agama Islam yang dianutnya. Sejak itulah semua karya PH-nya selalu bernuansa religi.
Pengalaman pertamanya membuat sinetron religi ternyata tidaklah mudah. Maklum pada saat itu sinetron bernuansa religius Islam masih langka dan kurang diminati pihak stasiun televisi. Namun demikian dia tetap istiqomah membuat sinetron religi. Saat itu dirinya membuat sebuah sinetron berjudul “Hikayat Pengembara”. Sebuah stasiun televisi menayangkannya pada bulan Ramadhan. Alhamdulillah sinetron tersebut mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Sejak saat itu hampir semua stasiun televisi mengikuti jejaknya menayangkan sinetron religius di bulan Ramadhan. Berkat dedikasi dan kerja kerasanya selama ini, akhirnya Deddy berhasil membawa perusahaannya meraih kesuksesan. Terbukti semua film dan sinetron produksinya diminati penonton tanah air.
Dunia Akting mengantarkan Deddy ke panggung politik
Meskipun sudah menjadi orang terkenal dan berlimpah materi, tetapi Deddy Mizwar menaruh kepedulian yang tinggi kehidupan bermasyarakat. Dia merasa prihatin dengan situasi politik negara yang semakin kacau balau, sehingga dirinya pernah mengambil tindakan nyata dengan mencalonkan diri sebagai Calon Presiden RI berpasangan dengan wakilnya yaitu Brigadir Jenderal Saurip Kadi.
Saat itu kedua pasangan ini mendapatkan dukungan dari beberapa partai kecil. Namun usaha Deddy akhirnya kandas ditengah jalan karena terbentur persyaratan pencalonan yang tidak memadai. Mungkin ini merupakan kegagalan pertama Deddy dalam kancah politik.
Selanjutnya pada ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018, Deddy Mizwar diminta untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi pasangan Calon Gubernur incumbent Ahmad Heryawan. Kedua pasangan ini mendapat dukungan dari beberapa partai besar yaitu PKS, PPP, Hanura dan PBB. Alasan mereka menarik Deddy tentu sangat logis, karena sebagai publik figur dirinya diyakini mampu mendongkrak perolehan suara.
Seperti dikutif dari Kantor Berita Politik RMOL dalam situs Http://rmol.co, yang tayang pada Sabtu, 16 Februari 2013, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta membuka rahasia mengapa kadernya Ahmad Heryawan meminang aktor senior Deddy Mizwar sebagai cawagub dalam pilkada Jawa Barat.
"Kang Deddy Mizwar ini merupakan perpaduan antara kebaikan dan keindahan. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya ketika keduanya berpadu," kata Anis Matta ketika menyampaikan orasi pada rapat umum kampanye pasangan Cagub-Cawagub Jabar Aher-Deddy Mizwar di Lapangan Villa Bilabong, Kabupaten Bogor.
Menurut Anis, sebagai sosok yang disebutnya sebagai bukan seniman dan budayawan biasa, Deddy dalam karya-karya selalu menampilkan kebaikan yang dikemas dalam keindahan sinematografi. Berbagai karya Deddy baik berupa film layar lebar, film televisi maupun sinetron memang selalu berbeda dengan trend dan tidak mengikuti selera pasar. Karya-karya mengandung idealisme dan nilai-nilai agama dan moral. Kendati begitu karyanya selalu laris dan menuai berbagai penghargaan dalam festival. Dengan latar belakang semacam itu Anis meyakini bila terpilih sebagai wagub, maka Deddy Mizwar akan memberi kontribusi kebaikan bagi rakyat Jabar.