Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama internet membuat komunikasi menjadi mudah. Apalagi dengan hadirnya berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya, yang membuat hubungan antar manusia menjadi begitu mudah. Sebagai orang yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi, semua itu saya manfaatkan secara maksimal untuk mengembangkan kemampuan menulis sekaligus berbagi pengetahuan kepada orang lain.
Tidak heran entah sudah berapa kali saya mendapatkan tawaran mengisi pelatihan menulis melalui Facebook atau email. Hal itu tentunya tidak terlepas dari cara saya memanfaatkannya secara bijak, terutama untuk menyalurkan kemampuan saya menulis dan mengembangkan hubungan sosial dengan banyak orang.
Fasilitas yang disediakan Facebook untuk mengembangkan komunitas melalui, melahirkan ide untuk membuat grup kepenulisan di media sosial tersebut. Bersama dengan kedua rekan saya yaitu Adrie Noor dan Luki Andriansyah, kami pun mendirikan grup penulis dengan nama “Komunitas Penulis Kreatif” yang biasa kami sebut “KPKers”. Alhamdulillah grup kepenulisan ini tumbuh dan berkembang dengan cepat, bahkan kini sudah memiliki beberapa cabang di Indonesia dan luar negeri.
Beberapa cabang KPKers di Indonesia yang saat ini terbilang aktif diantaranya adalah KPKers Bandung Raya, KPKers Surabaya, KPKers Cilacap, KPKers Jakarta, dan KPKers Lampung. Sedangkan cabang KPKers yang di luar negeri yang paling aktif saat ini adalah Komunitas Penulis Kreatif Hongkong dan Komunitas Penulis Kreatif Taiwan.
Dalam komunitas selalu dijunjung tinggi solidaritas untuk saling berbagi. Khusus bagi anggota komunitas yang memiliki pengetahuan lebih, diminta kesediaannya untuk membagikan ilmunya kepada anggota lainnya. Sedangkan bagi anggota yang baru belajar, tinggal mau bertanya apa saja tentang masalah kepenulisan yang dialaminya. Anggota grup lainnya pasti akan membantu menjawab atau memberikan solusinya. Bahkan KPKers sering mengadakan pelatihan gratis, tetapi saat ini masih khusus untuk pengurus KPKers dan Anggota resmi saja (anggota yang terdaftar dan memiliki kartu keanggotaan).
Berkenalan dengan Mang Yayat, Inspirator Budaya Membaca dari Bandung Selatan
Suatu hari, tepatnya pada 17 Januari 2016 yang lalu, saya mendapatkan pesan melalui inbox Facebook dari seseorang. Isi pesannya sebagai berikut:
“Salam kenal pa jumari, saya mang yayat yang berprofesi seorang penjual tahu keliling di daerah bandung selatan, selain berjualan tahu, alhamdulillah saya dirumah membuat perpustakaan/taman bacaan keliling, serta menjadikan rumah saya sebagai pusat kegiatan dan belajar bagi warga masyarakat.
Saya tinggal dikampung Jln, Gunung Puntang Kp. Pasirhuni desa pasirhuni kec, Cimaung Kab. Bandung, Latar belakang pendidikan saya, lulusan sekolah dasar Kls 5. Karena putus sekolah akhirnya saya mendirikan taman bacaan tang di kelola bersama sang isrti.”
Saya langsung merespon pesan tersebut karena tertarik dengan apa yang disampaikannya. Bagi saya, seorang pemuda desa yang mencari nafkah menjual tahu, tetapi mampu mendirikan perpustakaan di desanya merupakan sesuatu yang menarik dan luar biasa.
Melihat dari tata bahasanya saja, saya sudah merasa yakin kalau sosok Mang Yayat ini memang berpendidikan rendah. Namun kalau membaca cerita tentang apa yang dilakukannya, dia termasuk orang yang cerdas dan berjiwa sosial tinggi. Hal inilah kemudian mendorong saya untuk mengetahui lebih dalam lagi, siapa sebenarnya sosok pemuda yang mengirimi saya pesan di inbox tersebut.