Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eni Wartuti, Mantan Buruh Migran yang Sukses Menjadi Seorang Entrepreneur

28 Januari 2016   10:41 Diperbarui: 28 Januari 2016   11:03 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Eny dipercaya menjadi nara sumber dalam sebuah acara bazaar di Hongkong (sumber foto: Eny Success Haan)"]

[/caption]

Salah satu hal yang menarik menurut Eni adalah cara berjalan masyarakat Hongkong yang cepat sekali. Setiap ayunan langkah kaki mereka seolah-olah mengatakan kepada dunia, “Saya akan segera sampai tepat waktu, karena waktu saya sangat berharga di dunia ini.”

Hongkong adalah sebuah negeri yang menganut faham Kebebasan. Semua yang terlihat tampak serba glamour dan hal itu mampu menghipnotis para pendatang yang membuat mereka betah berlama-lama tinggal di sana. Jika para pendatang tidak bisa menyikapinya dengan bijak, bukan mustahil bisa terjebak dan terbuai, bahkan bisa salah jalan.

[caption caption="Eny Success Haan saat mengikuti acara Training for Training di sebuah hotel di Jakarta (sumber: Eny Success Haan)"]

[/caption]

Ternyata di Hongkong inilah tempat Eni berhasil mengasah talentanya yang selama ini terpendam. Setiap hari libur, baik Minggu atau tanggal merah dipergunakan dengan baik olehnya dengan berbagai kegiatan yang positif. Dia mulai belajar berorganisasi, bersosialisasi, mengikuti berbagai kursus, pelatihan, workshop dan seminar. Dia juga ikut belajar Nge-dance, Hip Hop, olah raga bela diri Taekwondo dan belajar menjadi seorang  entrepreneur.

KEMBALI KE TANAH AIR

Setelah malang melintang selama 11 tahun di Hongkong, pada 2014 Eni memutuskan untuk kembali ke tanah air dan ingin belajar hidup mandiri. Dia merasa ilmu yang dipelajarinya selama ini sudah cukup dan ingin mempraktekkan ilmu entrepreneur yang selama ini telah dipelajarinya.

Sebenarnya cukup berat bagi Eni untuk meninggalkan Hongkong dan berpisah dengan majikannya yang sudah begitu dekat, layaknya sudah seperti keluarganya sendiri. Bahkan saat mau pulang pun majikannya berpesan padanya,”Yikwo lei m hoi sam hai yanne lei wan ngotei coi  fan Hongkong ok?”  (Kalau kamu tidak bahagia di Indonesia, balik ke Hongkong  nyari Kita lagi  ok?)

Tekad wanita tegar ini untuk kembali ke tanah air sudah bulat. Seratus persen Eni merasa yakin kalau dirinya suatu saat mampu menjadi seorang pengusaha sukses,  meskipun saat itu dirinya tidak memiliki modal uang yang cukup. Baginya, kesuksesan itu bukan semata karena uang, melainkan karena motivasi dan semangat yang tinggi dalam berusaha. Bahkan dirinya mempunya berpandangan, “Orang yang memiliki sandal tetapi tidak memiliki kaki, maka dia tidak bisa berjalan kemana-mana dengan bebas. Namun orang yang memiliki kaki, walaupun tidak memiliki sandal, dia akan mampu berjalan kemana saja.”

Sama juga seperti  halnya orang yang memiliki uang, tetapi tidak memiliki ilmu, maka dia tidak bisa menggunakan uangnya dengan benar. Namun orang yang memiliki Ilmu, tetapi  tidak memiliki uang, dia dengan mudah akan mendapatkan uang dengan ilmunya dan dia bisa berjalan serta  hidup di mana saja.

Dengan berbekal Ilmu dan pengalaman merantau ke Hongkong, Eni memutuskan untuk menjadi pengusaha. Sampai ke tanah air, dia merasa asing dan bingung dengan negerinya sendiri, maklum saja sudah begitu lama yaitu selama 15 tahun dirinya meninggalkan Indonesia. Dulu dirinya masih lugu dan polos, kini dirinya sudah bukan Eni yang dulu lagi, karena sudah memiliki cukup bekal untuk melangkah menjadi orang sukses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun