Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ternyata Masih Ada Barter di Pasar Tradisional Baturaja

7 Maret 2015   11:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:02 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_401296" align="aligncenter" width="450" caption="Seorang ibu sedang belanja sambil membawa brunang (Sumber: J. Haryadi)"]

1425705219777439004
1425705219777439004
[/caption]

[caption id="attachment_401297" align="aligncenter" width="450" caption="Dua orang ibu sedang istirahat sehabis belanja di pasar sambil membawa brunang (Sumber: J.Haryadi)"]

1425705411605630231
1425705411605630231
[/caption]

Sudah menjadi tradisi masyarakat yang bermukim di desa-desa Kabupaten Ogan Komerin Ulu, selalu memakai brunang untuk membawa berbagai keperluan mereka. Brunang adalah semacam kantong yang terbuat dari bambu yang dianyam dan diberi tali. Biasanya tali ini disematkan di kepala mereka. Jadi kepala inilah yang berfungsi menahan beban barang bawaannya. Namun yang uniknya, justru yang membawa brunang itu kebanyakan kaum wanita, bukan pria. Selain membawa brunang, terkadang mereka juga sambil menggendong anak-anaknya yang masih balita, sementara pria umumnya hanya membawa golok dan barang-barang yang berat seperti kopi atau duren.

Sesuatu hal yang unik lainnya adalah tentang proses perdagangan di pasar tradisional. Ternyata, di sini masih berlaku barter antara pedagang dan masyarakat yang datang ke pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Misalnya ada petani yang datang dari gunung dengan membawa hasil pertaniannya seperti cabe, bawang merah atau pete. Lalu mereka menukar barang tersebut dengan berbagai kebutuhan yang diperlukan seperti beras, garam, gula atau ikan. Barang-barang tersebut ditukar dengan nilai tukar yang sebanding dengan harga pasaran yang berlaku saat itu.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun