[caption id="attachment_401296" align="aligncenter" width="450" caption="Seorang ibu sedang belanja sambil membawa brunang (Sumber: J. Haryadi)"]
[caption id="attachment_401297" align="aligncenter" width="450" caption="Dua orang ibu sedang istirahat sehabis belanja di pasar sambil membawa brunang (Sumber: J.Haryadi)"]
Sudah menjadi tradisi masyarakat yang bermukim di desa-desa Kabupaten Ogan Komerin Ulu, selalu memakai brunang untuk membawa berbagai keperluan mereka. Brunang adalah semacam kantong yang terbuat dari bambu yang dianyam dan diberi tali. Biasanya tali ini disematkan di kepala mereka. Jadi kepala inilah yang berfungsi menahan beban barang bawaannya. Namun yang uniknya, justru yang membawa brunang itu kebanyakan kaum wanita, bukan pria. Selain membawa brunang, terkadang mereka juga sambil menggendong anak-anaknya yang masih balita, sementara pria umumnya hanya membawa golok dan barang-barang yang berat seperti kopi atau duren.
Sesuatu hal yang unik lainnya adalah tentang proses perdagangan di pasar tradisional. Ternyata, di sini masih berlaku barter antara pedagang dan masyarakat yang datang ke pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Misalnya ada petani yang datang dari gunung dengan membawa hasil pertaniannya seperti cabe, bawang merah atau pete. Lalu mereka menukar barang tersebut dengan berbagai kebutuhan yang diperlukan seperti beras, garam, gula atau ikan. Barang-barang tersebut ditukar dengan nilai tukar yang sebanding dengan harga pasaran yang berlaku saat itu.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H