[caption id="attachment_366767" align="aligncenter" width="560" caption="Anggrek dan tanaman hias yang dipamerkan di Taman Kandaga Puspa (Sumber foto: J.Haryadi)"]
[caption id="attachment_366768" align="aligncenter" width="560" caption="Anggrek dan tanaman hias yang dipamerkan di Taman Kandaga Puspa (Sumber foto: J.Haryadi)"]
[caption id="attachment_366769" align="aligncenter" width="560" caption="Anggrek dan tanaman hias yang dipamerkan di Taman Kandaga Puspa (Sumber foto: J.Haryadi)"]
[caption id="attachment_366770" align="aligncenter" width="560" caption="Anggrek dan tanaman hias yang dipamerkan di Taman Kandaga Puspa (Sumber foto: J.Haryadi)"]
[caption id="attachment_366771" align="aligncenter" width="560" caption="Anggrek dan tanaman hias yang dipamerkan di Taman Kandaga Puspa (Sumber foto: J.Haryadi)"]
Mahasiswa berpendapat
Menurut Mardiah Hayat, kordinator acara Agronomy Fair 2014, kegiatan pameran ini sangat bermanfaat bagi dirinya sebagai mahasiswi. Ada tantangan tersendiri ketika dirinya harus bisa membagi waktu antara kuliah dan aktivitas organisasi. Disini dia bisa bertemu dengan pengunjung yang berasal dari beragam latar belakang. Dia bisa berinteraksi, menambah kenalan sekaligus pengalaman.
[caption id="attachment_366675" align="aligncenter" width="300" caption="Mardiah Hayat, kordinator acara Agronomy Fair 2014 (sumber foto: J.Haryadi)"]
“Tempat pameran ini cukup strategis, karena berada di pusat kota, namun publikasinya sepertinya masih kurang dan masih perlu ditingkatkan. Adanya pameran ini merupakan salah satu bentuk promosi yang bagus bagi Taman Pustaka Bunga. Masyarakat yang datang akan lebih mengenal keberadaan taman ini yang jauh lebih baik jika dibandingkan dulu ketika belum dikelola secara profeional. Pameran tanaman hias dan anggrek bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap tanaman ini, sehingga mereka mau datang dan melihatnya, mengingat pasarnya yang masih terbatas dan lebih spesifik dikalangan tertentu saja.” Kata mahasisiwi cantik berhijab ini menambahkan.
Ketika ditanya tentang kiat-kita apa saja yang harus dilakukan pengelola taman agar keberadaan Taman Pustaka bunga ini bisa tetap eksis dan berkembang, Mahasiswi berdarah campuran Batak dan Padang ini menjelaskan, “Sebaiknya ada space khsusus di lokasi taman yang diperuntukkan bagi penjual tanaman hias. Mereka bisa di rolling seminggu sekali berjualan disini dengan aneka jenis tanaman yang berbeda-beda, sehingga masyarakat selalu penasaran ingin berkunjung ke sini karena tidak membosankan. Selain itu pihak manajemen juga bisa bekerjasama dengan perusahaan untuk ikut melestarikan taman ini. Caranya, pihak perusahaan menyalurkan dana hibah untuk merawat sekelompok tanaman yang ada di sisni dan sebagai konpensasinya, pihak manajemen akan memasang logo perusahaan tersebut di lokasi tanaman yang menjadi binaannya. Logo tersebut tidak dipasang asal-asalan, melainkan melibatkan seniman untuk menggarapnya, sehingga berbentuk unik, menarik dan ada kesan estetikanya. Logo tersebut justru menjadi bagian dari seni instalasi dan ikut membuat taman tersebut menjadi lebih berwarna.”
Lain lagi pendapat Laras Sitta Fachrunnisa, wakil ketua Himagro Faperta Unpad yang hadir dalam pemeran tersebut. Gadis manis ini menjelaskan, kalau Taman Pustaka Bunga ini ingin ramai dikunjungi masyarakat, bisa juga dengan cara membuat agenda pelatihan menanam tanaman hias dilahan yang sempit dengan menggunakan media tertentu, misalnya dengan memanfaatkan benda bekas seperti botol air mineral, paralon, bambu, botol bekas minyak plastik dan sebagainya. Kalau di kampus, kami sudah menerapkan sistem verti kultur, hydroponic dan aquaponic. Sepertinya bisa juga diterapkan ditempat ini. Caranya bisa bekerjasama dengan sekolah atau ibu-ibu dari kelurahan se-Kota Bandung.