Mohon tunggu...
Jumari Hammasa
Jumari Hammasa Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Sebatik Barat

Seorang Ibu dari seorang puteri, hobbi memasak dan mencoba memaksimalkan potensi lewat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 3.3 pada Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10

16 Oktober 2024   11:19 Diperbarui: 16 Oktober 2024   11:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Selain itu, pengalaman ini juga mendorong saya untuk menjadi lebih reflektif dan terbuka terhadap umpan balik, yang merupakan bagian penting dari pertumbuhan profesional saya.

B.Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP.

Setelah mempelajari modul tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, terdapat beberapa pertanyaan kritis yang dapat digali lebih dalam untuk menemukan intisari pembelajaran dan memperoleh wawasan baru, antara lain:


Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan murid (student agency)? 
Kepemimpinan murid merupakan upaya untuk menjadikan murid sebagai bagian aktif dari ekosistem sekolah. Murid terlibat secara sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar mereka dapat tumbuh sesuai dengan potensinya. Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran, hubungan antara murid dan guru bertransformasi menjadi kemitraan.


Bagaimana cara menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? 
Kepemimpinan murid dapat ditumbuhkembangkan dengan menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses berpikir, menetapkan niat, melaksanakan niat, dan merefleksikan tindakan mereka. 


Lingkungan belajar seperti apakah yang dapat mendukung kepemimpinan murid?
Lingkungan belajar yang mendukung kepemimpinan murid adalah yang menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan pola pikir positif, keterampilan berinteraksi sosial, keterampilan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan, menerima dan memahami kekuatan diri, serta menentukan dan menindaklanjuti tujuan.

 Lingkungan ini juga menempatkan murid sebagai pihak yang terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri dan menumbuhkan daya lenting serta sikap tangguh pada murid. 


Bagaimana keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid?

Komunitas dapat terlibat dalam membentuk kepemimpinan murid dengan mengoptimalkan fungsi Trisentra Pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai bentuk kolaborasi yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling

Tantangan dalam penerapan kepemimpinan murid di sekolah :

  • Ada beberapa  guru yang belum sepenuhnya memahami cara yang efektif untuk mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menghambat upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kepemimpinan murid.
  • Banyak murid yang merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka. Ketidakpercayaan ini dapat disebabkan oleh budaya yang mengutamakan hasil daripada proses, sehingga murid merasa takut untuk berbuat kesalahan atau mengemukakan ide-ide mereka.
  • Budaya sekolah yang tidak mendukung partisipasi aktif murid merupakan salah satu tantangan utama dalam pengembangan kepemimpinan murid. Ketika lingkungan sekolah tidak kondusif, murid akan merasa tidak aman dan tidak nyaman untuk mengekspresikan diri, yang mengakibatkan terhambatnya inisiatif untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

  • Komunitas dapat terlibat dalam membentuk kepemimpinan murid dengan mengoptimalkan fungsi Trisentra Pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai bentuk kolaborasi yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya dan menghormati. Kolaborasi ini bertujuan untuk menumbuhkan karakter dan budaya prestasi pada murid.

  • Tantangan dalam penerapan kepemimpinan murid di sekolah :
  • Ada beberapa  guru yang belum sepenuhnya memahami cara yang efektif untuk mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menghambat upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kepemimpinan murid.

  • Banyak murid yang merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka. Ketidakpercayaan ini dapat disebabkan oleh budaya yang mengutamakan hasil daripada proses, sehingga murid merasa takut untuk berbuat kesalahan atau mengemukakan ide-ide mereka.

  • Budaya sekolah yang tidak mendukung partisipasi aktif murid merupakan salah satu tantangan utama dalam pengembangan kepemimpinan murid. Ketika lingkungan sekolah tidak kondusif, murid akan merasa tidak aman dan tidak nyaman untuk mengekspresikan diri, yang mengakibatkan terhambatnya inisiatif untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Solusi untuk  Mengatasi tantangan tersebut:

  • Meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan yang berfokus pada pengembangan kepemimpinan murid. Baik mandiri maupun berbagi praktek baik di Komunitas belajar.

  • Membangun kepercayaan diri murid dengan mengadakan kegiatan yang mendorong murid untuk berbagi pendapat dan ide mereka. Seperti , sesi diskusi kelompok kecil atau proyek kolaboratif yang memberikan kesempatan bagi murid untuk berlatih berbicara di depan umum dalam suasana yang mendukung.

  • Menciptakan budaya sekolah yang positif dengan  mengembangkan budaya sekolah yang menghargai partisipasi murid dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi. Ini bisa dilakukan melalui pengembangan kebijakan yang mendukung suara murid dalam pengambilan keputusan di sekolah.

  • Meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan yang berfokus pada pengembangan kepemimpinan murid. Baik mandiri maupun berbagi praktek baik di Komunitas belajar.

  • Membangun kepercayaan diri murid dengan mengadakan kegiatan yang mendorong murid untuk berbagi pendapat dan ide mereka. Seperti , sesi diskusi kelompok kecil atau proyek kolaboratif yang memberikan kesempatan bagi murid untuk berlatih berbicara di depan umum dalam suasana yang mendukung.

  • Menciptakan budaya sekolah yang positif dengan  mengembangkan budaya sekolah yang menghargai partisipasi murid dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi. Ini bisa dilakukan melalui pengembangan kebijakan yang mendukung suara murid dalam pengambilan keputusan di sekolahh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun